Lingkar Pos
Adventorial

Gigi, Aset Penting untuk Dijaga

Himbauan untuk menjaga Gigi, sebagai Salah satu Aset Penting. (Photo : ilustrasi)

Aceh Utara I www.Lingkar-Pos.com –Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Utara kembali mengingatkan masyarakat bahwa gigi merupakan salah satu aset penting dalam tubuh yang wajib dijaga sejak dini. Tidak hanya berfungsi untuk mengunyah makanan, gigi juga berperan dalam menunjang kesehatan secara menyeluruh, termasuk kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial. Melalui berbagai program kesehatan, Dinkes Aceh Utara mengajak warga untuk membiasakan diri melakukan kontrol kesehatan gigi secara rutin.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM,  mengatakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi masih tergolong rendah. Banyak warga baru memeriksakan gigi setelah mengalami keluhan berat, padahal langkah terbaik adalah melakukan pencegahan melalui kontrol rutin setiap enam bulan sekali.

“Gigi adalah aset berharga yang harus kita rawat. Jangan tunggu sakit gigi baru datang ke dokter. Dengan pemeriksaan rutin, masalah bisa terdeteksi lebih awal dan dicegah sebelum menjadi parah,” ujar Jalaluddin.

Kesehatan gigi dan mulut memiliki kaitan erat dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Infeksi pada gigi yang dibiarkan bisa menyebar ke organ lain dan memicu penyakit kronis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit gusi dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, hingga stroke.

Hal inilah yang menjadi perhatian Dinkes Aceh Utara untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama anak-anak sekolah. Program penyuluhan kesehatan gigi kerap dilakukan di sekolah dasar hingga menengah agar anak-anak terbiasa menjaga kebersihan mulut sejak usia dini.

“Kalau sejak kecil mereka diajarkan sikat gigi teratur dan kontrol kesehatan gigi, kebiasaan baik itu akan terbawa hingga dewasa. Kita ingin generasi muda Aceh Utara tumbuh sehat dengan senyum yang indah,” tambah Jalaluddin.

Selama ini, sebagian besar masyarakat menganggap kunjungan ke dokter gigi hanya diperlukan ketika sakit gigi. Padahal, pemeriksaan gigi secara berkala sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda awal kerusakan, misalnya gigi berlubang kecil, penumpukan plak, atau radang gusi.

Dokter gigi dapat memberikan perawatan ringan yang jauh lebih mudah dan murah dibandingkan jika kerusakan sudah parah. Bahkan, melalui kontrol rutin, dokter dapat memberikan saran pola makan, penggunaan fluoride, hingga teknik menyikat gigi yang benar sesuai usia dan kondisi pasien.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM., MKM, menambahkan bahwa menjaga gigi tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga pola hidup. “Makanan tinggi gula, minuman bersoda, serta kebiasaan merokok adalah faktor risiko utama kerusakan gigi. Dengan rutin memeriksakan gigi, masyarakat bisa mendapat edukasi yang tepat dan menghindari kebiasaan buruk tersebut,” jelasnya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Dinkes Aceh Utara menggelar berbagai program, seperti kampanye “Senyum Sehat” di pasar tradisional, penyuluhan di desa-desa, serta pelatihan kader kesehatan. Pihaknya juga menggandeng sekolah, pesantren, dan puskesmas dalam menyampaikan edukasi terkait pentingnya kontrol gigi.

Selain itu, Dinkes turut menekankan pentingnya peran orang tua. Anak-anak sangat membutuhkan bimbingan di rumah agar terbiasa sikat gigi minimal dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Orang tua juga diharapkan ikut memberi contoh positif dengan rajin memeriksakan gigi mereka sendiri.

“Tidak cukup hanya anak yang diperiksa, orang tua juga harus memberi teladan. Kalau orang tua rajin kontrol gigi, otomatis anak-anak akan mengikuti,” tambah Samsul.

Meski berbagai program sudah berjalan, tantangan masih ada, terutama di daerah pedesaan. Faktor akses, biaya, dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi kendala utama. Banyak warga yang menganggap sakit gigi bisa diatasi dengan cara tradisional, padahal penanganan medis jauh lebih efektif dan aman.

Dinkes Aceh Utara berharap masyarakat bisa mengubah pola pikir tersebut. Dengan semakin mudahnya akses ke puskesmas dan layanan kesehatan gigi, seharusnya tidak ada alasan untuk menunda pemeriksaan.

“Kontrol gigi itu investasi kesehatan jangka panjang. Biayanya lebih murah daripada harus merawat gigi rusak atau mencabut gigi karena terlambat ditangani. Kami berharap seluruh warga Aceh Utara mulai menjadikan periksa gigi sebagai kebiasaan, bukan kewajiban ketika sakit,” ungkap Jalaluddin.

Pada akhirnya, menjaga gigi bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga kualitas hidup. Senyum yang sehat dapat meningkatkan rasa percaya diri, memperbaiki penampilan, dan menciptakan komunikasi yang lebih baik dengan orang lain.

Dinkes Aceh Utara menegaskan komitmennya untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui kampanye kesehatan gigi. Pesannya sederhana namun mendalam: gigi adalah aset penting, jangan tunggu sakit untuk menjaganya.

Dengan membiasakan kontrol kesehatan gigi secara rutin, masyarakat tidak hanya menjaga kesehatan mulut, tetapi juga melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi masa depan kesehatan generasi Aceh Utara. (ADV)

Related posts

RSU Cut Meutia Melayani Ratusan Pasien Berobat Jalan Setiap Hari

Redaksi

Aceh Utara Raih Juara Harapan II di Event PKA Ke-8 “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia”

Redaksi

DPM-PPKB Aceh Utara Targetkan Penurunan Stunting, ini Programnya

Redaksi

Leave a Comment