Lingkar Pos
Adventorial

Dinkes Aceh Utara Imbau Masyarakat Antisipasi Diare

Foto: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM, MKN

ACEH UTARA – Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya pencegahan penyakit diare, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya pada kelompok bayi dan balita. Mengantisipasi penyakit yang dapat terjadi sepanjang tahun, Dinas Kesehatan menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan, memenuhi asupan cairan, dan melakukan pencegahan sesuai standar prosedur yang diberlakukan Kementerian Kesehatan.

Plt Dinkes Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM, MKN, menjelaskan diare merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi saat frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali per hari, disertai perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair, kadang disertai lendir, dan dapat terjadi dehidrasi apabila terjadi kekurangan cairan yang cukup.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Diare, diare didefinisikan sebagai buang air besar lebih sering dan lebih cair dari biasanya, terjadi lebih dari 3 kali per hari, dan dapat disertai gejala lain seperti muntah, demam, perut kembung, dan nyeri perut.

Diare merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada bayi dan balita, sehingga pencegahan dan deteksi dini menjadi aspek penting untuk menjaga kualitas hidup dan keselamatan mereka. Dalam beberapa kasus, diare dapat menjadi lebih berat dan terjadi dehidrasi yang dapat mengancam jiwa apabila terjadi kekurangan cairan yang cukup dan tidak mendapatkan perawatan yang tepat.

Samsul Bahri juga memberikan rincian mengenai proses penyakit diare yang harus diwaspadai masyarakat. Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan parasit, seperti Rotavirus, Escherichia coli, Shigella, dan amoeba. Kontaminasi dapat terjadi akibat konsumsi air dan makanan yang tidak higienis, kurang menjaga kebersihan saat menyusui dan menyediakan makanan pendamping ASI, penggunaan botol susu yang tidak steril, dan rendahnya penerapan sanitasi yang layak.

Selain itu, diare juga dapat terjadi akibat malnutrisi, kekebalan tubuh yang lemah, penyakit lain yang tengah diderita, dan penggunaan antibiotic yang tidak terkontrol. Dalam kondisi tersebut, proses pencernaan dan penyerapan zat gizi juga dapat terganggu, sehingga diare lebih sulit disembuhkan dan lebih mudah terjadi komplikasi.

“Bayi dan balita merupakan kelompok yang paling rentan, karena proses pencernaan dan imunitas mereka masih lemah, sehingga lebih mudah terpapar penyakit diare dan lebih sulit melawan infeksinya. Demikian juga para lanjut usia dan penderita penyakit kronis, lebih rentan terhadap diare dan lebih mudah terjadi dehidrasi”, katanya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga memberikan tips pencegahan diare yang dapat diterapkan masyarakat, yaitu menjaga kebersihan diri, rutin mencuci tangan, menggunakan air bersih dan matang untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjaga kebersihan peralatan makan dan botol susu, memberikan ASI eksklusif, memenuhi asupan gizi seimbang, dan melakukan pemberian Oralit apabila terjadi diare.

“Selain itu, penting juga untuk menjaga sanitasi dan kebersihan di rumah, mencari sumber air bersih, dan menjaga makanan dari serangan serangga dan binatang yang dapat menjadi perantara penyakit”, katanya.

Samsul Bahri juga menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk menanggulangi diare, diantaranya memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan di puskesmas dan posyandu, melakukan penyuluhan mengenai pentingnya ASI dan sanitasi yang memenuhi standar, hingga menyediakan Oralit dan zinc di puskesmas dan posyandu. Dalam kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan juga melibatkan para kader posyandu, bidan, perawat, dan dokter puskesmas, sehingga proses pencegahan diare lebih luas dan lebih merata.

Selain pencegahan, Dinas Kesehatan juga memberikan pelayanan pengobatan yang sesuai prosedur dan standar, sehingga penderita diare dapat segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Dengan penanganan yang tepat dan sesuai prosedur, proses kesembuhan lebih cepat, dan risiko terjadinya kematian lebih dapat ditekan.

Samsul Bahri, SKM, MKN, juga mengimbau masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis apabila gejala diare lebih berat, seperti buang air besar lebih sering dan lebih cair, disertai muntah terus-menerus, tampak lemas, sulit makan dan minum, demam lebih dari 38°C yang terus terjadi, atau terjadi dehidrasi. Dalam kondisi tersebut, pasien harus diberi perawatan lebih intensif dan diawasi oleh tenaga medis yang ahli.

“Bila diare tidak ditangani dengan tepat, dapat terjadi komplikasi yang lebih berat, sehingga penanganannya harus segera dan sesuai prosedur medis yang benar. Dengan menjaga kewaspadaan dan melakukan pencegahan, diare dapat diberantas dan masyarakat tetap sehat”, pungkasnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, posyandu, dan instansi terkait untuk mencari solusi dan melakukan pencegahan lebih luas mengenai diare, demi menjaga kualitas hidup masyarakat. Dengan kerja sama dan kepedulian yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan keluarga, penyakit diare dapat diberantas, sehingga visi untuk mewujudkan masyarakat Aceh Utara yang sehat, mandiri, dan sejahtera dapat terwujud.(Adv)

Related posts

Marsda TNI (Pur) Widyantoro Irup Upacara Pembukaan Cabor Terbang Layang

Redaksi

DPM-PPKB Aceh Utara dan BKKBN Aceh Gelar Layanan KB dan KBKR Bagian Pencegahan Stunting di Gampong Seureuke

Redaksi

Aceh Utara Lampaui Target MCP 2024, Raih Indeks 91 dan Peringkat Tiga di Aceh

Redaksi

Leave a Comment