Lingkar Pos
Adventorial

ISPA Mengancam Kesehatan Masyarakat, Dinkes Aceh Utara Mengimbau Langkah Pencegahan dan Penanganan Dini

Foto: Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM, MKN, (baju Batik)

ACEH UTARA – Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) tengah menjadi masalah kesehatan yang patut diwaspadai masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti bayi, balita, dan lanjut usia. Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus melakukan upaya pencegahan, edukasi, dan pelayanan untuk melawan penyakit ISPA yang tengah melanda masyarakat.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM, MKN, menjelaskan ISPA merupakan penyakit yang disebabkan oleh proses infeksi akut yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas, yaitu mulai dari rongga hidung, sinus, faring, dan laring. ISPA juga dapat melibatkan bronkus dan paru-paru jika penyakitnya lebih berat dan meluas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 27 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), ISPA didefinisikan sebagai penyakit infeksi akut yang terjadi pada satu atau lebih bagian saluran pernafasan, mulai dari hidung hingga bronkus, dan terjadi kurang dari 14 hari. ISPA merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada bayi dan balita, sehingga pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci penting untuk menjaga kualitas hidup masyarakat.

“ISPA paling sering terjadi saat peralihan cuaca, yaitu saat memasuki musim hujan atau terjadi pergantian suhu yang ekstrim. Penularannya juga cukup mudah, yaitu melalui droplet saat penderita bersin, batuk, atau berbicara, sehingga dapat menyebar ke orang-orang di sekitarnya, terutama yang tengah menurun imunitas tubuhnya”, ujar Samsul Bahri, SKM, MKN.

Gejala ISPA meliputi pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, demam, batuk, dan kadang disertai sesak nafas. Dalam beberapa kasus, ISPA juga dapat terjadi komplikasi lebih berat, seperti pneumonia, apabila tidak mendapatkan perawatan yang tepat dan memenuhi standar pelayanan medis yang diberlakukan.

Samsul Bahri juga memberikan rincian mengenai proses penyakit ISPA yang harus diwaspadai masyarakat. ISPA diawali dari proses peradangan pada saluran pernafasan atas, kemudian dapat meluas dan turun ke paru-paru jika penderita tidak diberi perawatan yang cukup. Hal inilah yang dapat menimbulkan masalah lebih luas dan lebih sulit disembuhkan, sehingga dapat meningkatkan risiko kematian, terutama pada kelompok rentan.

“Bayi dan balita merupakan kelompok yang paling rentan, karena sistem kekebalannya yang masih lemah dan proses pernafasannya yang lebih pendek dan lebih sempit. Demikian juga para lanjut usia, penderita penyakit kronis, dan mereka yang tengah melawan penyakit lain, lebih rentan terhadap ISPA dan komplikasi yang dapat terjadi”, katanya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga memberikan tips pencegahan ISPA yang dapat diterapkan masyarakat, yaitu menjaga kebersihan diri, rutin mencuci tangan, menggunakan masker saat sakit, menjaga jarak, memenuhi asupan gizi seimbang, cukup istirahat, dan menjaga kekebalan tubuh.

“Selain itu, penting juga untuk menjaga ventilasi rumah tetap baik, memastikan sirkulasi udara berjalan lancar, dan menjaga kebersihan peralatan rumah tangga. Mengkonsumsi makanan bergizi, memenuhi kebutuhan cairan, dan melakukan vaksinasi sesuai jadwal juga turut menjaga tubuh lebih tahan terhadap penyakit ISPA”, katanya.

Samsul Bahri juga menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan terus melakukan upaya promotif dan preventif untuk menanggulangi ISPA, diantaranya memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan di puskesmas dan posyandu, melakukan penyuluhan, hingga menyediakan pelayanan medis yang mudah diakses masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, Dinas Kesehatan juga melibatkan para kader posyandu, bidan, perawat, dan dokter puskesmas, sehingga proses pencegahan ISPA lebih luas dan lebih merata.

Selain pencegahan, Dinas Kesehatan juga memberikan pelayanan pengobatan yang sesuai prosedur dan standar, sehingga penderita ISPA dapat segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Dengan penanganan yang tepat dan sesuai, proses kesembuhan lebih cepat, dan risiko terjadinya komplikasi lebih dapat ditekan.

Samsul Bahri, SKM, MKN, juga mengimbau masyarakat untuk segera mencari pertolongan medis apabila gejala ISPA lebih berat, seperti sesak nafas yang tak kunjung membaik, demam lebih dari 38°C yang terus terjadi, tampak lemas, sulit makan dan minum, atau terjadi dehidrasi. Dalam kondisi tersebut, pasien harus diberi perawatan lebih intensif dan diawasi oleh tenaga medis yang ahli.

“Bila ISPA tidak ditangani dengan tepat, dapat terjadi komplikasi yang lebih berat, sehingga penanganannya harus segera dan sesuai prosedur medis yang benar. Dengan menjaga kewaspadaan dan melakukan pencegahan, ISPA dapat diberantas dan masyarakat tetap sehat”, pungkasnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, posyandu, dan instansi terkait untuk mencari solusi dan melakukan pencegahan lebih luas mengenai ISPA, demi menjaga kualitas hidup masyarakat. Dengan kerja sama dan kepedulian yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan keluarga, penyakit ISPA dapat diberantas, sehingga visi untuk mewujudkan masyarakat Aceh Utara yang sehat, mandiri, dan sejahtera dapat terwujud.(Adv)

Related posts

Disporapar Aceh Utara Dukung Pilot Projek ZHAS Bank Indonesia

Alman

Aceh Utara Tawarkan Pesona Wisata Alam dan Sejarah, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga

Redaksi

Pj Bupati Aceh Utara Harapkan SKPK Segera Selesaikan Laporan Keuangan Tahun 2022

Redaksi

Leave a Comment