Lingkar Pos
AdventorialNewsPendidikan

Aceh Utara Tawarkan Pesona Wisata Alam dan Sejarah, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga

Foto: Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara, Muhammad Nasir melakukan gerakan renang di ditelaga biru 7 Bidadari

ACEH UTARA – Kabupaten Aceh Utara menyimpan segudang potensi wisata yang mampu memikat wisatawan lokal maupun mancanegara. Mulai dari wisata alam yang memukau hingga jejak sejarah kerajaan Islam pertama di Nusantara, semua dapat ditemukan di kabupaten yang kaya akan budaya dan keindahan alam ini.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara, Muhammad Nasir, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini memprioritaskan pengembangan tujuh destinasi unggulan yang dinilai paling potensial. Ketujuh destinasi tersebut yakni: Gunung Salak, Air Terjun Blang Kolam (Rayap), Pantai Bantayan, Air Terjun Tujuh Bidadari, Monumen Islam Samudera Pasai, Makam Malikussaleh, dan Rumah Cut Meutia serta Makam Cut Meutia.

selain itu juga terdapat Situs Makam Nahrisyah, Museum Malikussaleh serta Masjid Raya Pasee Panton Labu.

“Dulu setiap objek wisata dikelola langsung oleh pemerintah daerah. Namun sejak konflik hingga pandemi Covid-19, pengelolaannya mulai diambil alih oleh masyarakat lokal,” ujar Nasir

Wisata Alam yang Menyegarkan

Gunung Salak, yang terletak di Jalan Lintas KKA-Bener Meriah, tepatnya di Kilometer 31 Kecamatan Nisam Antara, menjadi destinasi favorit bagi pencinta alam. Suasananya yang sejuk dengan kabut tipis yang menyelimuti kawasan pegunungan, memberikan pengalaman berbeda. Pengunjung juga dapat menikmati secangkir kopi sembari berswafoto dengan latar pegunungan yang menawan.

Air Terjun Tujuh Bidadari, terletak di Desa Pulo Meuria, Kecamatan Geureudong Pase, kini menjadi salah satu destinasi alam terpopuler di pedalaman Aceh Utara. Dijuluki “Tujuh Bidadari” karena keindahan tujuh tingkatan air terjunnya yang mengalir melalui tebing bebatuan, menciptakan kolam alami biru jernih di setiap tingkatnya

Tak kalah menarik, Air Terjun Blang Kolam yang berada di Gampong Panton Rayeuk Sa, Kecamatan Kuta Makmur, menawarkan panorama air terjun setinggi 75 meter yang menyatu dengan alam yang masih asri. Lokasi ini selalu ramai dikunjungi saat akhir pekan dan hari libur, meski letaknya berada di pedalaman.

Berada tak jauh dari sana, terdapat Air Terjun Rayap, yang alirannya terlihat seperti ‘merayap’ di celah bebatuan. Tempat ini menjadi favorit tidak hanya bagi orang dewasa, namun juga anak-anak yang dapat bermain dengan aman di aliran airnya yang jernih.

Bagi pencinta pemandian alami, Lhok Buloh bisa menjadi pilihan. Terletak di lereng perbukitan Cot Beudak, Kecamatan Kuta Makmur, lokasi ini tergolong baru namun telah ramai dikunjungi terutama saat musim libur.

Sementara itu, bagi yang ingin menikmati panorama laut, Pantai Bantayan di Gampong Bantayan, Kecamatan Seunuddon, menyuguhkan pesona pasir putih yang berpadu dengan deretan pepohonan rindang. Tak hanya itu, tersedia pula wahana permainan seperti motor ATV, ayunan santai, hingga kendaraan khusus yang dapat digunakan untuk menyusuri garis pantai.

Wisata Sejarah dan Religi yang Penuh Makna

Aceh Utara juga menyimpan kekayaan sejarah yang luar biasa. Salah satunya adalah Monumen Islam Samudera Pasai, yang merupakan simbol kejayaan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Tak jauh dari sana, wisatawan juga bisa mengunjungi Makam Sultan Malikussaleh, pendiri kerajaan tersebut, serta Makam Nahrisyah dan juga Museum Malikussaleh, Cagar Budaya Nasional Rumoh Cut Meutia hingga Makam Cut Meutia, pahlawan wanita yang gigih melawan penjajahan Belanda.

Destinasi ini bukan hanya sekadar tempat ziarah, namun juga menjadi sarana edukasi sejarah bagi generasi muda dan pelajar.

Komitmen Pemerintah dalam Pengembangan Wisata

Dalam rangka mendorong kemajuan sektor pariwisata, Disporapar Aceh Utara juga aktif mengadakan pelatihan dan sosialisasi pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat. Langkah ini dilakukan agar masyarakat sekitar turut berpartisipasi dan mendapatkan manfaat ekonomi dari keberadaan objek wisata.

“Dengan pelatihan ini, kami harap masyarakat semakin siap mengelola potensi wisata di daerahnya, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal,” jelas Nasir.

Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar objek wisata, untuk mendukung program ini demi kemajuan pariwisata Aceh Utara.

Selain itu juga Kepala Disporapar Aceh Utara, M. Nasir mengatakan dalam waktu dekat ini akan mengadakan Bantayan Festival pada 12- 13 Juli 2025 dan juga Festival Rapa’i Pasee yang akan berlangsung 23-24 Agustus 2025 di Monumen Samudera Pasai.

Aceh Utara bukan sekadar jalur lintas, tapi sebuah destinasi yang menyuguhkan pengalaman wisata lengkap: dari alam yang memesona, budaya yang hidup, hingga sejarah Islam yang mengakar. Jadi, jika Anda mencari tempat untuk melepas penat, mempererat silaturahmi bersama keluarga, atau menggali nilai sejarah dan religi, Aceh Utara adalah jawabannya.(Adv)

Related posts

Sambut Kajari Baru, Pemkab Aceh Utara Lakukan Peusijuek

Redaksi

Sapa Pengungsi Banjir Bandang Sumbar, Ketum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi

Redaksi

Kolaborasi Forkopimda Atasi Stunting Di Aceh Utara

Redaksi

Leave a Comment