Lhoksukon, Lingkar Pos – Berbagai Upaya Pemerintah dalam melakukan penekanan Angka Stunting dibawah kepemimpinan Penjabat Bupati Aceh Utara, Azwardi, AP.,M.Si terus menerus dilakukan. penerunan angka stunting berkaitan penurunan angka kemiskinan. Azwardi didampingi Kepala Bappeda pada kesempatan pertemuan dengan para pimpinan BUMN baru baru ini memaparkan bahwa angka prevalensi stunting masih berada pada posisi 38,32 dan angka kemiskinan 16, 86 persen sementara Kemiskinan ekstrem mencapai 2,94.
Berbagai upaya terus dilakukan dengan menggandeng Lintas sektoral melakukan langkah langkah strategis sehingga pada Penilaian Agustus mendatang bisa ditekan 6,32 persen dari 38,32 persen.
Kadis DPM-PPKB juga menargetkan penurunan pada tahun 2024 sampai pada posisi 26,36 persen ini juga target nasional, untuk itu DPM-PPKB, Bappeda, Dinas Kesehatan dan sejumlah dinas Lainnya terus berupaya menekan angka stunting, ungkap Fachruradhi,SH., MH di sela-sela mengikuti Teknologi Tepat Guna di Jantho.
Untuk upaya penurunan stunting menurut Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh Utara Samsol, Posyandu harus aktif dalam memberikan pelayanan kepada Ibu Hamill dan Bayi satu tahun sampai 5 tahun, hal itu penting di tingkat gampong, sehingga Para kader Posyandu lebih cakap peduli dan bertanggung jawab dalam mengelola Posyandu Gampong.
Puskesmas Simpang Kramat merupakan salah satu Pusat Pelayanan Masyarakat tergolong aktif mensosialisasi dan menghimbau Masyarakat agar Mau datang ke Posyandu terdekat jika ada keluhan Pertumbuhan anak, pemeriksaan ibu hamil dan kiat kiat memberi gizi untuk anak.
Kepala Puskesmas Simpang Keuramat, T. Zulfikar, SKM mengajak masyarakat di wilayah kerjanya agar mau ke Posyandu (Pos pelayanan terpadu Gampong). Hal ini diungkap kepada awak media di ruang kerjanya, Senin (12/6/2023).
Kata T. Zulfikar, SKM, masyarakat yang mempunyai balita maupun ibu hamil pergi ke posyandu sangat penting baik bagi bayi maupun janin yang masih dalam kandungan.
Karena Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan masyarakat untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, posyandu yang dilakukan di Gampong atau pada tempat yang mudah dikunjungi oleh masyarakat setempat.
“Kegiatan Posyandu tersebut langkah yang cukup strategi dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia, agar mampu membangun serta menolong dirinya sendiri,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa secara keseluruhan, posyandu memiliki fungsi untuk mendeteksi awal, penanganan, dan Pencegahan penyakit. Fungsi utama posyandu balita yaitu deteksi awal penyakit pada balita. Posyandu wajib melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi 0-24 bulan sehingga tumbuh kembangnya dapat dideteksi sedini mungkin.
Posyandu juga menjadi ujung tombak dalam pencegahan stunting dalam menciptakan visi Indonesia bebas stunting, posyandu balita perlu diperhatikan kesehatannya.
“Kader posyandu memiliki kewajiban untuk memberikan penyuluhan terkait pentingnya ASI eksklusif dan MPASI bergizi kepada para ibu yang baru saja melahirkan. Kurangnya informasi terkait ASI eksklusif dapat menjadi penyebab bayi tidak memperoleh hak ASI dalam 1000 hari pertamanya,” bebernya.
Stunting berawal pada gizi yang buruk pada anak, biasanya akan tampak pada usia dua tahun.
“Kita mengimbau kepada masyarakat Simpang Keuramat agar mau pergi ke tempat posyandu serta periksa kesehatan di tempat yang sudah disediakan pemerintah,” ungkapnya.
“Saya imbau sekali lagi agar saat hamil dan sesudahnya untuk berposyandu lagi,” imbau T. Zulfikar. (ADV)