Lingkar Pos
Adventorial

Perbedaan Kasus DBD Dan Chikungunya, Berikut Ciri-Cirinya

Foto: Petugas Fogging Dinas Kesehatan Aceh Utara

ACEH UTARA I Ada beberapa penyakit yang diakibat oleh gigitan nyamuk pernah ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara, diantaranya demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya, Adapun Perbedaan kedua penyakit terletak pada penyebabnya.

Untuk kasus DBD sendiri disebabkan oleh virus Flaviviridae flavivirus, sedangkan chikungunya disebabkan oleh Togaviridae alphavirus.

Keduanya penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, tetapi untuk chikungunya sendiri juga bisa ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, S. Km,. M.KM, menjelaskan, dimana, gejala awal pada kedua kasus DBD dan Chikungunya sangatlah mirip, yaitu demam, nyeri sendi, sakit kepala, dan ruam merah.

“Namun, ada juga beberapa ciri-ciri perbedaan keduanya, dimana pada DBD, pendarahan bisa terjadi pada gusi atau hidung, namun pada chikungunya jarang terjadi” ujarnya.

Pada kasus DBD, Lanjut Amir menjelaskan, adanya nyeri sendi yang terasa pada bahu dan lutut penderitanya, sedangkan pada chikungunya terasa pada tangan, pergelangan tangan, dan kaki.

“Pada penderita sakit chikungunya, akan muncul ruam di dada dan lengan, sedangkan pada DBD muncul di lengan dan wajah” Jelas amir

Untuk masa inkubasinya, jelas amir, dimana penderita DBD selama 4 s/d 7 hari, sedangkan penderita chikungunya sela 2-12 hari.

“DBD dan Chikungunya sama-sama mempunyai komplikasi, dimana DBD dapat menyebabkan syok, kesulitan bernapas, dan pendarahan, sementara pada chikungunya bisa menyebabkan masalah pada neurologi atau sistem saraf” ungkap Amir.

Dalam dunia medis, menurut Amir, ada kalanya satu gejala penyakit mirip dengan penyakit lainnya.
Makanya, tak heran bila dalam beberapa kasus dapat terjadi kesalahan diagnosis.

Contohnya, orang yang terinfeksi virus chikungunya terkadang sering salah didiagnosis terkena DBD. Pasalnya, gejala kedua penyakit ini hampir sama. kesalahan diagnosis ini bisa saja membuat orang yang mengidap chikungunya tak mendapatkan penanganan atau terapi yang tepat, tegas Amir.

menurut Amir, sebenarnya tidak ada terapi spesifik untuk kedua penyakit di atas. Umumnya, orang yang mengidapnya hanya diberikan anti-nyeri dan cukup minum air putih. Meski begitu, ada perbedaan dari jenis obat anti-nyeri yang direkomendasikan oleh ahli untuk kedua penyakit tersebut.

“Untuk kasus Chikungunya penderita dituntut lebih waspada, sebab saking hebatnya nyeri yang ditimbulkan penyakit ini bisa saja membuat pengidapnya tak mampu berjalan. Tak heran banyak pengidapnya sering disangka lumpuh” papar Amir.

Karena, penyakit ini menyerang otot-otot persendian. Maka terasa amat sakit pada beberapa titik organ tubuh, inilah yang membuat pengidapnya sulit bergerak. Rasa sakit yang tinggi ini bisa saja timbul di siku, pergelangan tangan, hingga jari-jari kaki.

” Nyerinya yang ditimbulkan, Secara umum terjadi setelah demam mulai dirasakan. Gejala nyeri ini bisa bertahan selama berminggu-minggu bahkan ada yang bertahun lamanya” ungkap Amir

Selaku Kadinkes Aceh Utara, Amir mengingatkan, bahwa kedua penyakit, nyakni DBD dan Chikungunya dapatlah dicegah dengan melakukan tindakan pencegahan seperti secara teratur, diantaranya menggunakan obat nyamuk, menjaga kebersihan rumah, dan meningkatkan imun tubuh, dan melakukan fogging jika ada kasus yang timbul di daerah tersebut. [Adv]

Related posts

Sekda Aceh Utara Buka Seminar Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi PAUD/TK

Redaksi

Pj Bupati Aceh Utara Dampingi Pj Gubernur Serahkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang di Matangkuli

Redaksi

DPM-PPKB Aceh Utara Lakukan Pembinaan Tenaga Lini Lapangan di 27 Kecamatan

Redaksi

Leave a Comment