Lhoksukon – Petugas pantarlih merupakan petugas yang dibentuk oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih pada tahapan Pemilu dan Pemilihan di tahun 2024 mendatang.
Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara, Ishak mengatakan pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) dalam proses pemutakhiran data pemilih oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih atau Pantarlih di Kecamatan Syamtalira Bayu telah berjalan selama 6 hari.
“Kami targetkan pemutakhiran data pemilih ini rampung selama 1 bulan, terhitung sejak 12 Februari hingga 14 Maret mendatang, untuk data yang telah masuk dari petugas di 38 Gampong Kecamatan Syamtalira Bayu sementara sudah 40 persen,” sebut Ishak.
Sambung Ishak, yang juga didampingi Abdulhadi Anggota PPK Divisi data dan Informasi, pendataan dilakukan secara manual melalui model – A Daftar Pemilih dan aplikasi e-Coklit.
Melalui melalui model – A Daftar Pemilih dan aplikasi e-Coklit, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI berharap, pemutakhiran data pemilih ini dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.
“Melalui best practice yang dilakukan sejumlah KPU kabupaten/kota pada Pemilihan 2020 lalu, e-Coklit nyatanya telah memberi berbagai manfaat yang telah dirasakan petugas di lapangan,” kata sejumlah anggota KPU dalam Rapat Koordinasi aplikasi e-Coklit persiapan Pemilu dan Pemilihan tahun 2024, di Ruang Sidang Utama, Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (6/4/2021).
Lebih lanjut kata Ishak, terkait dengan aplikasi e-Coklit pihaknya kerap mendapat keluhan jaringan oleh petugas pantarlih di lapangan, sehingga, petugas kerap harus kembali ke rumah warga karena gangguan jaringan, saat berita ini diturunkan masih ada gampong yang belum masuk datanya karena gangguan jaringan
“Jika data di upload di rumah petugas, maka lokasi terdeteksi oleh aplikasi hanya satu titik, sehingga harus di data manual dan kembali di data online di rumah warga jika jaringan kembali normal, namun, terkait kendala kecil semacam itu, masih bisa ditanggulangi oleh petugas,” sebutnya, (18/02/23).
Amatan pewarta di lokasi, petugas disambut baik oleh masyarakat gampong saat akan melakukan pendataan, layaknya orang Aceh selalu merawat tradisi pemulia jame,tidak jarang petugas disuguhkan kopi atau teh oleh pemilik rumah saat menginput data keluarga, tutur seorang anggota PPS Desa Beunot Yayang A’ras Tascyia yang turut mendampingi petugas pantarlih dan itu menjadi indikator penyemangat petugas pantarlih di lapangan. (*)
previous post