Lhokseumawe – Pemerintah Kota Lhokseumawe menargetkan 95 Persen Imunisasi di lakukan dan mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk mensosialisasikan kesemua pihak. Hal ini diungkapkan Penjabat Walikota Lhokseumawe, Dr Drs Imran MSi,MS.CD pada saat membuka kegiatan Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional Sub (PIN) yang berlangsung di Sekolah Dasar (SD) 5 dan 7, Kecamatan Banda Sakti, 12 Desember 2022.
Kegiatan tersebut juga dilaksanakan untuk merespon penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Aceh yang ditemukan di kabupaten Pidie pada November lalu.
Dalam sambutannya Pj Walikota mengatakan pelaksanaan PIN ini merupakan salah satu wujud kecintaan pemerintah kepada seluruh masyarakat dan anak-anak.
“Jika imunisasi ini tidak dilakukan maka akibatnya akan fatal bagi pertumbuhan dan kesehatan anak-anak (stunting) ” ujar walikota.
“Apabila imunisasi tidak kita lakukan dari sekarang saya sebagai pimpinan khawatir anak-anak kita pertumbuhannya akan terganggu, akibatnya anak-anak cenderung mengalami kecacatan dan kematian yang (nauzubillah) tidak kita inginkan”, demikian Walikota.
Pj Walikota menghimbau masyarakat untuk membantu sosialisasi imunisasi kepada seluruh masyarakat, jika tidak maka target 95% imunisasi tidak akan berhasil.
“Ini mengkhawatirkan bagi saya, disaat ini kita gencar-gencarnya menangani stunting, target kita 95% tidak akan berhasil tanpa ada bantuan dari tokoh masyarakat semua” ungkap Imran.
Yang saat ini imunisasi masih dibawah rata-rata 50%, data ini saya dapatkan setelah kunjungan ke 4 puskesmas di Lhokseumawe” ujar walikota seraya mengatakan SUB-PIN juga merupakan satu upaya mencegah sunting.
“Kenapa? Kalau sudah imunisasi berarti makin tinggi daya tahan tubuh anak terhadap penyakit, asupan nutrisi dan gizi akan lebih baik dan terhindar dari stunting. Salah satu sebab stunting yaitu kurang asupan gizi yang menyebabkan anak tidak normal dan perkembangan otaknya tidak baik” jelas Pj Walikota.
Menurut Imran unsur kepala sekolah dan guru sangat penting dalam menyukseskan SUB-PIN ini.
“Kalau ada saya dengar sekolah yang menolak, siap-siap minta dipindahkan atau dinonaktifkan sebagai kepala sekolah dan guru” tegas Imran.
“Kalau ada sekolah yang menolak imunisasi berarti mereka tidak mencintai anak sekolahnya. Sekolah berperan mensosialisasikan sehingga sukses program imunisasi. Orang tua juga jika menolak artinya tidak sayang kepada anaknya, jangan tunggu sakit dan lumpuh baru menyesal”.
Selanjutnya Kadis Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza, S.Kep, M.K.M melaporkan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama sepekan ditambah 5 hari sweeping sampai 24 Desember 2022.
Dilaporkan juga bahwa Dinkes Lhokseumawe telah menyiapkan vaksin polio berjumlah 56.050 dosis disediakan untuk sasaran imunisasi anak usia 0 bulan sampai 12 tahun berjumlah 37.895 anak dengan yang bersumber dari anggaran tahun 2022.
Untuk memudahkan, imunisasi bisa dilakukan sekolah, puskesmas dan posyandu di gampong.
Safwaliza mengatakan bahwa posko tersedia di 82 sekolah dan 103 madrasah TK serta Paud, dan 100 posyandu yang tersebar di 68 gampong di Kota Lhokseumawe.
Hadir Kepala Dinkes, para Asisten dan staf Ahli Setdako, unsur Forkopimda, kepala badan dan dinas, Kankemenag, perwakilan Unicef, Camat, Ketua TP PKK, Forkopincam, dan tamu undangan. (*)