Lhoksukon – Salah satu Vendor atau Kontraktor lokal berharap Perusahaan luar yang bekerja di Aceh memiliki kemampuan kerja yang baik, tidak seperti PT Eastern Logistics salah satu kontraktor kerja pada PT Premier Oil pada projek Andaman II Aceh. PT Premier Oil merupakan perusahan minyak asal Inggris yang melakukan pengeboran lepas pantai yang terletak di perairan Aceh yang bermarkas di pelabuhan Pelindo port 1 Lhokseumawe. Jum’at (14/10/2022)
Pihak Rekanan, Sufyan AS mengeluhkan kinerja PT Eastern Logistics. Bukan hanya soal keterlambatan pembayaran, tapi juga soal komunikasi yang sulit karena semua operasional yang menyangkut ADM di Kontrol dari Lamongan, sehingga hal tersebut sangat menyulitkan Vendor lokal untuk berkomunikasi. Di kirimkan email pun, pihak finance terkesan apatis atas masalah yang disampaikan.
Seharusnya mereka menugaskan representasi petugas administrasi di Lhokseumawe seperti Perusahaan-perusahaan lainnya yang beroperasi di Aceh.
“Selama ini agar payment-payment yang tertahan dibayarkan, vendor lokal terpaksa mengambil tindakan yang tidak diinginkan, seperti ancaman mogok kerja. waktu kita stop pekerjaan atau suplai alat, baru ada action untuk bayar dari mereka” Katanya.
“Secara Bisnis, ini kan tidak etis, ini bisnis, kalau berbicara bisnis, ya, otomatis semua orang cari keuntungan, tapi kalau modal vendor lokal ngendap terlalu lama, secara ekonomi dirugikan, karena perputaran modal yang tidak lancar,” Ucap Sufyan.
Lanjutnya, di Projek-projek sebelumya di tempat lain kita akui juga terjadi keterlambatan pembayaran, “Di Perusahaan lain meski terjadi keterlambatan, komunikasinya tetap lancar dengan pihak finance, kita bisa maklum selama alasannya masuk akal. Tidak separah di Eastern Logistics, sudah terlambat pembayaran, sulit pula komunikasinya”.
Terkait masalah pembayaran kepada rekanan, PT Eastern Logistics beralasan cash flow yang tidak lancar dari client/customer (Premier Oil). Alasan ini sebagaimana keterangan yang diterima Sufyan melaui surat Elektronik (email) yang dikirimkan pada 30 September 2022 dari pihak PT. Eastern Logistics.
“Harap bisa dimengerti, bahwa kami juga sedang berusaha agar cash flow kita cukup untuk pembayaran vendor, tetapi dengan tersendatnya pembayaran dari customer juga menyebabkan efek domino yang ada. Kami sedang mengupayakan yang terbaik supaya segala outstanding bisa terselesaikan secepatnya.”
“Berarti mereka tidak siap modal kerja, kan? Ngapain Perusahaan jauh jauh datang kemari untuk bekerja tanpa modal yang cukup, kita disini juga memiliki banyak kontraktor lokal yang mampu, dan saya juga yakin banyak perusahan luar lain yang lebih kuat finansialnya, kenapa harus Eastern Logistics yang performanya justru kurang baik?” Tutupnya.(*)