Lingkar Pos
Adventorial

BPM-PPKB Aceh Utara Lakukan Intervensi Sensitif Secara Kewenangan Cegah Stunting

Foto: Penjabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar

Aceh Utara – Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Mahyuzar, M.Si, melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPM-PPKB), Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M, menegaskan komitmen kuat dalam penanganan masalah stunting di kabupaten Aceh Utara.

Dalam upaya menurunkan angka stunting yang menjadi perhatian serius, pemerintah kabupaten Aceh Utara telah mengambil langkah-langkah konkret dengan melakukan intervensi khusus dan sensitif.

Menurut Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M, intervensi spesifik yang dilakukan bertujuan untuk menangani langsung akar permasalahan stunting. Ini melibatkan program-program yang secara khusus ditujukan untuk meningkatkan gizi dan pola makan anak-anak serta ibu hamil. Program-program ini didesain dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi lokal dan budaya masyarakat Aceh Utara.

“Intervensi yang kita jalankan tidak hanya berfokus pada peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada aspek-aspek penting seperti nutrisi, imunisasi, dan pemantauan pertumbuhan anak,” kata Mukhtar.

intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar kewenangan Kementerian Kesehatan. Dalam penanggulangan permasalahan gizi, intervensi sensitif memiliki kontribusi sebesar 70 persen sementara intervensi spesifik menyumbang sekitar 30 persennya (Lancet, 2013) yang dilakukan Kememterian Kesehatan.

Selain dua hal tersebut, diperlukan juga faktor pendukung yang memungkinkan terjadinya penurunan stunting seperti komitmen politik dan kebijakan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor serta kapasitas untuk melaksanakan intervensi yang ada.

Langkah-langkah konkret seperti pemeriksaan anemia, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang kekurangan energi, menunjukkan pendekatan yang menyeluruh untuk memastikan kesehatan ibu dan anak.

Selain itu, program-program seperti pemantauan pertumbuhan balita, ASI eksklusif, dan pemberian makanan pendamping ASI yang kaya protein hewani menekankan pentingnya nutrisi optimal dalam masa pertumbuhan.

Tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan maternal dan anak, tetapi juga pada upaya pencegahan penyakit melalui peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi. Edukasi yang diberikan kepada remaja ibu hamil dan keluarga juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan, termasuk pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

“Dalam penanganan stunting, kita juga melakukan intervensi yang memperhatikan aspek-aspek sosial dan budaya. Hal ini dilakukan dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, ulama, dan pemuka adat dalam mensosialisasikan pentingnya pola makan sehat dan perawatan kesehatan ibu dan anak,” tambah Mukhtar.

Tindakan pemerintah kabupaten Aceh Utara untuk menurunkan angka stunting juga didukung oleh upaya peningkatan aksesibilitas terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. Melalui pembangunan dan perluasan infrastruktur kesehatan, seperti puskesmas dan posyandu, diharapkan ibu hamil dan anak-anak dapat dengan mudah mengakses layanan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi gizi.

“Dengan langkah-langkah intervensi khusus dan sensitif yang diambil oleh pemerintah kabupaten Aceh Utara, kita berharap penurunan angka stunting dapat terjadi secara signifikan,” tutup Mukhtar. (ADV)

Related posts

Berkembangnya Layanan Kesehatan dan Konektivitas RSUD Cut Meutia

Redaksi

Sekda Aceh Utara Buka Seminar Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi PAUD/TK

Redaksi

RSU Cut Meutia Mengalami Perkembangan Signifikan Sejak Didirikan

Redaksi

Leave a Comment