Lhokseumawe – Pj Walikota Lhokseumawe Dr. Drs. Imran, M.Si, MA,Cd mengingatkan upaya mitigasi bencana guna menekan serendah-rendahnya kemungkinan kerugian akibat bencana.
Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi yang diselenggarakan oleh BMKG, Senin (13/03) di Aula Hotel Diana Lhokseumawe.
Kegiatan yang diselenggarakan secara rutin ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan edukasi masyarakat mengenai potensi gempa bumi dan tsunami di daerah sekaligus bagaimana cara mitigasinya.
Pj Walikota Imran menghimbau pentingnya kesiapsiagaan pemerintah kota, segenap stakeholder, serta masyarakat agar menghadapi bencana alam maupun perubahan iklim.
Pj Walikota Imran juga berharap sekolah bencana ini menjadi role model dalam mengantisipasi bencana dan berharap terus berlanjut dilakukan secara berkala di seluruh wilayah yang potensi terjadi gempa bumi bahkan tsunami.
“Lhokseumawe ini sangat kompleks, karena berhadapan langsung dengan laut, sungai, perbukitan. Jadi potensi kebencanaan bisa saja terjadi kapan saja. Sungai meluap atau banjir bisa terjadi ketika curah hujan tinggi, dibukit bisa juga terjadi longsor. Maka dari itu kita harus waspada dengan perubahan sekitar lingkungan tinggal kita” pungkasnya.
Selain melalui kegiatan pendidikan kebencanaan, Imran juga menyampaikan Pemerintah Kota Lhokseumawe juga terus melakukan upaya mitigasi struktural guna mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi.
“Diluar edukasi seperti pada hari ini, upaya lain yang kita lakukan untuk mengantisipasi bencana adalah pembangunan pemecah gelombang laut (Break Water) seperti di Meuraxa dan Ujong Blang yang dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran tidak bisa sekaligus” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Geofisika BMKG Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si melalui zoom menyampaikan bahwa kegiatan BMKG yang dilakukan bersama Pemko dan masyarakat ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi bencana. Karena menurutnya gempabumi dan tsunami itu bisa saja terjadi berulang.
“Daerah yang pernah terjadi gempa atau tsunami, bukan berarti tidak akan terjadi gempa tsunami lagi. Untuk itu kita harus menyiapkan masyarakat terkait mitigasi bencana ini” papar Dr. Suko.
Dirinya juga berharap pemerintah daerah bisa mengalokasikan sedikit anggarannya bersinergi dengan BMKG dalam hal mitigasi bencana untuk mewujudkan Tsunami Ready Community atau komunitas siap tsunami untuk membangun masyarakat yang tangguh yang memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan untuk melindungi kehidupan, mata pencaharian, dan harta benda dari tsunami di berbagai wilayah, sehingga dapat meminimalkan korban jiwa.
Turut hadir dalam kegiatan SLG tersebut Deputi bidang Geofisika BMKG Dr suko Prayitno Adi, S.Si.,M.Si., Kepala gempa bumi dan tsunami Dr. Daryono, Kapolsek Banda sakti iptu Faisal,SH, Kadis BPBD kota Lhokseumawe Dedi Irfansyah ST.MT dan tamu undangan lainnya. (*)