Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Museum Tsunami Aceh kembali menggelar kegiatan tahunan Smong Box, mulai Jumat, 29 Juli sampai dengan 30 Agustus 2022 di Museum Tsunami Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal, dalam sambutannya menyebutkan, kegiatan Smong box merupakan inisiatif dari pihak museum tsunami dalam rangka mengedukasikan kebencanaan kepada pelajar.
“Kegiatan ini penting sekali karena bencana gempa dan tsunami tahun 2004 lalu mengakibatkan korban jiwa yang besar karena masyarakat tidak mengetahui tentang tsunami”, sebutnya.
Guna memberikan nilai edukasi dan mitigasi terhadap bencana, tambah Almuniza, adanya program Smong box ini tentunya penting bagi pelajar Aceh untuk selalu saling mengingatkan serta mengedukasi sejak dini, agar masa yang akan datang jika musibah sewaktu-waktu terjadi kembali maka dapat meminimalisir korban jiwa.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh M Syahputra AZ, menyebutkan, kegiatan Smong box akan berlangsung setiap hari Selasa dan Jumat hingga akhir bulan Agustus mendatang melibatkan pelajar SMA/sederajat yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.
“Nanti jika ada sekolah yang berada diluar Banda Aceh dan Aceh Besar yang hendak terlibat dalam kegiatan ini bisa menghubungi pihak manajemen museum tsunami untuk komunikasi lebih lanjut“, jelas Syahputra.
Selama kegiatan berlangsung, tambah Syahputra, peserta akan dibekali edukasi menjadi anak yang tangguh bencana secara interaktif.
“Mereka juga diajak untuk mengenal berbagai profesi melalui paparan, diskusi serta simulasi yang menarik di Museum Tsunami Aceh,” tutur Syahputra.
*Kadisbudpar Aceh Kisah Saat Alami Tsunami*
Selain memberikan sambutan, Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal juga terlibat langsung sebagai narasumber pertama dalam kegiatan perdana Smong box tahun 2022.
Almuniza, memaparkan bagaimana pengalamannya sebagai seorang penyintas gempa dan tsunami tahun 2004 silam.
“Kita berharap dan berdoa jangan ada bencana lagi, tetapi kondisi alam, pergerakan lempeng bumi, semua itu adalah seleksi alam, alam itu tumbuh,” ungkapnya.
Museum Tsunami yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia lewat Badan Rekonstruksi dan Rehabalitasi (BRR) berkerjasama dengan beberapa negara mempunyai beberapa fungsi, selain menjadi tempat edukasi dan rekreasi juga menjadi tempat penyelamatan jika terjadi tsunami kembali pada masa datang.
“Selagi ada di museum tsunami belajarlah dengan tekun mengenai gempa dan tsunami serta informasikan kepada teman-teman yang tidak hadir, bahwa museum juga berfungsi sebagai tempat evakuasi dan penyelamatan selain tempat belajar serta rekreasi yang dikenal luas masyarakat,” pungkas Almuniza.
Almuniza juga berharap, semoga kisah masa lalu yang minim informasi mengenai gempa dan tsunami tidak terulang pada generasi masa kini.
Selain menghadirkan Kadisbudpar Aceh sebagai narasumber pertama, sesi kedua Smong box juga turut hadir Frans Delian dengan pemaparan materi fotografi dan komposisi. (*)