Lhoksukon | lingkarpos.com – Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia Aceh Utara, semakin memperkuat pelayanan kesehatan bidang ortopedi dengan kehadiran dokter lulusan luar negeri. Plt. Direktur RSU Cut Meutia, Zulfitri, M.Kes, mengungkapkan bahwa rumah sakit ini kini tidak hanya dilengkapi dengan peralatan kesehatan canggih, tetapi juga didukung oleh tenaga medis yang handal di bidang tulang.
“Salah satu langkah penting adalah mengisi kekosongan dokter bedah tulang yang selama ini dirasakan. Alhamdulillah, sekarang sudah ada setelah dr. Bayu menyelesaikan studinya di bidang ortopedi subspesialis pinggang. Selain dr. Bayu, ada juga dr. Anastasia Pranoto, seorang dokter ortopedi lulusan universitas di Filipina, yang telah kembali ke Indonesia dan memilih untuk mengabdikan kemampuannya di RSUD Cut Meutia, Aceh Utara,” ungkap Zulfitri.
Dengan kehadiran dokter bedah tulang ini, pasien tidak lagi perlu dirujuk ke luar daerah untuk mendapatkan perawatan ortopedi yang berkualitas. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Aceh Utara, serta memperkuat posisi RSU Cut Meutia sebagai pusat pelayanan kesehatan yang terpercaya.
“Dokter Anastasia Pranoto telah membawa pengalaman dan pengetahuannya dari luar negeri untuk memperkuat tim medis RSU Cut Meutia. Dengan adanya spesialis ortopedi seperti dr. Bayu, RSU Cut Meutia dapat memberikan layanan diagnosis, perawatan, dan intervensi ortopedi yang komprehensif dan berkualitas tinggi kepada pasien-pasien mereka,” ungkapnya.
Selain itu, kehadiran dokter lulusan luar negeri ini .juga memberikan dampak positif dalam hal pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara dokter lokal dan internasional. Hal ini dapat meningkatkan standar praktik medis di RSUD Cut Meutia serta memperluas wawasan dan keterampilan tenaga medis.
“Dokter spesialis ortopedi adalah ahli yang fokus pada perawatan tulang, otot, dan sendi tubuh. Mereka penting saat ada cedera yang melibatkan bagian-bagian tersebut, seperti patah tulang atau keseleo,” ungkapnya.
Penting untuk memahami bahwa tindakan yang tidak tepat dalam merawat cedera otot dapat memiliki konsekuensi serius, bahkan bisa memperburuk kondisi hingga menyebabkan kecacatan permanen. Salah satu tindakan yang harus dihindari adalah melakukan aktivitas yang berpotensi merusak jaringan otot yang sudah cedera.
“Banyak kita jumpai orang orang melakukan pengobatan alternatif seperti urut dan lain sebagainya. Pengobatan alternatif seperti ini bisa saja berbahaya, terutama untuk cedera serius. Lebih baik mencari bantuan dokter ortopedi yang terlatih dan berpengalaman. Mereka bisa membantu mengatasi masalah kesehatan dan memulihkan fungsi tubuh kita,” tutup Zulfitri. [ADV]