Aceh Utara | Lingkarpos.com — Festival Pantai Bantayan 2025 yang digelar selama dua hari, 12–13 Juli 2025, di Pantai Bantayan, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, menyisakan kesan mendalam bagi para peserta dan pengunjung. Acara yang mengusung tema Pariwisata berkelanjutan (masuk kalender wisata aceh, acara itu juga bukan hanya menjadi ajang hiburan dan pelestarian budaya, tetapi juga wadah aktualisasi potensi masyarakat lokal, khususnya dalam bidang olahraga rakyat, seni budaya, serta ekonomi kerakyatan.
Dimeriahkan dengan aneka kegiatan seperti pentas seni, bazar UMKM, olahraga tradisional, lomba masak masakan tradisional khas pesisir (kuah laot), Festival Bantayan juga berhasil menciptakan ruang interaksi yang positif antara masyarakat, pelaku seni, pelaku usaha kecil, dan pemerintah daerah.
Salah satu kegiatan yang mendapat perhatian besar adalah lomba olahraga rakyat,. Lomba ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarwarga serta menggugah semangat sportivitas dan kebersamaan.
Salah seorang peserta lomba engrang batok dari tim upin ipin, mengungkapkan rasa bangganya bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, lomba-lomba tradisional seperti ini sangat penting untuk kembali dihidupkan, apalagi di tengah gempuran hiburan digital yang kian menjauhkan generasi muda dari budaya lokal.
“Kami sangat senang dan merasa bangga bisa terlibat dalam acara besar seperti ini. Tarik tambang dan permainan tradisional lainnya bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana memperkuat semangat gotong royong dan menjaga warisan budaya,” ujarnya.
Ia pun berharap agar kegiatan serupa tidak berhenti di tahun ini saja. Dirinya mewakili peserta lainnya, menyampaikan harapan besarnya agar Festival Pantai Bantayan menjadi agenda tahunan, bahkan dengan skala yang lebih besar.
“Kalau bisa setiap tahun digelar. Dan akan lebih bagus lagi kalau jenis perlombaannya ditambah, seperti lomba rakyat khusus untuk pelajar, pemuda, dan orang dewasa. Supaya makin banyak yang terlibat dan makin terasa manfaatnya bagi masyarakat,” tambahnya.
Harapannya, diamini oleh sejumlah peserta dan pengunjung lainnya. Banyak warga menyampaikan keinginan agar ke depan ada lebih banyak ragam lomba rakyat, baik yang bersifat individu maupun beregu, untuk mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara, Muhammad Nasir, menyambut baik antusiasme masyarakat. Dalam keterangannya, ia mengungkapkan bahwa Festival Bantayan memang dirancang sebagai ruang kolaborasi budaya, olahraga, dan ekonomi lokal. Ia juga berkomitmen untuk terus melakukan penyempurnaan agar festival ini bisa lebih inklusif dan berdampak luas.
“Kami sangat mengapresiasi semangat dan partisipasi masyarakat dalam Festival Bantayan 2025. Kami mencatat banyak masukan positif dari warga, termasuk usulan untuk memperluas jenis lomba rakyat. InsyaAllah, ke depan akan kita pertimbangkan agar lebih banyak segmen masyarakat bisa berpartisipasi, terutama pelajar dan generasi muda,” ungkap Muhammad Nasir.
Selain lomba olahraga rakyat, kegiatan bazar UMKM pun mendapat respons positif dari pelaku usaha kecil. Para pelaku UMKM lokal memanfaatkan festival ini untuk memamerkan produk-produk khas daerah seperti olahan laut, kerajinan tangan, makanan tradisional, hingga souvenir kreatif berbasis budaya lokal.
Bupati Aceh Utara dalam sambutannya saat pembukaan festival menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengangkat potensi lokal sebagai pilar pembangunan daerah, khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat.
Dengan dukungan semua pihak, Festival Pantai Bantayan 2025 terbukti tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang produktif yang memperkuat semangat kolaborasi dan membangun identitas daerah. Harapan agar kegiatan ini menjadi program tahunan tampaknya bukan lagi impian belaka, melainkan semangat bersama yang tinggal menunggu langkah nyata untuk diwujudkan. (Adv)