Search

15 Oktober 2025

Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Dinkes Aceh Utara Tekankan Pentingnya ASI Eksklusif

foto : Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.Kes.,

Aceh Utara | www.lingkar-pos.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara terus berusaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya dalam bidang gizi dan tumbuh kembang anak. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan melatih para ibu balita mengenai pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi bayi sejak lahir hingga usia enam bulan.

Pelatihan diterapkan pada kegiatan-kegiatan posyandu dan pusat layanan kesehatan masyarakat di berbagai kecamatan. Dalam kesempatan tersebut, dimana para ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita, kader posyandu, serta tenaga kesehatan setempat. Dalam kegiatan tersebut, para ibu mendapatkan pemahaman mendalam tentang manfaat ASI eksklusif, teknik menyusui yang benar, serta tantangan yang sering dihadapi ibu menyusui.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.Kes.,melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M, melalui Kepala Bidang Kesehatan Keluarga, menyampaikan bahwa ASI eksklusif merupakan nutrisi terbaik yang tidak dapat digantikan oleh makanan atau minuman lain, termasuk susu formula.

“ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi, mulai dari protein, lemak sehat, vitamin, mineral, hingga antibodi yang mampu melindungi bayi dari berbagai penyakit. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama akan memberikan fondasi kesehatan yang kuat bagi anak di masa mendatang,” ujarnya.

Ia menambahkan, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih baik, risiko infeksi saluran pernapasan dan diare lebih rendah, serta tumbuh kembang yang optimal dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.

Dalam sesi pelatihan, ibu-ibu balita tidak hanya diberi materi berupa teori, tetapi juga praktik langsung. Tenaga kesehatan memperagakan posisi menyusui yang benar, cara melekatkan mulut bayi ke payudara, serta cara memerah dan menyimpan ASI dengan higienis bagi ibu yang bekerja.

Samsul menjelaskan, dimana para bidan desa dilibatkan sebagai fasilitator pelatihan untuk memberikan penjelasan kepada ibu balita yang masih kesulitan dalam hal teknik menyusui sehingga bayi bisa mendapatkan ASI secara optimal. Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi sarana yang sangat bermanfaat.

“Melalui pelatihan ini, kami harapkan para ibu tidak hanya memahami pentingnya ASI eksklusif, tetapi juga mampu mempraktekkannya dengan benar di rumah”

Kabid kesehatan itu lanjut menjelaskan, Meski manfaat ASI eksklusif sudah banyak diketahui, praktik di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang belum memberikan ASI secara optimal. Beberapa faktor penyebabnya antara lain kurangnya pengetahuan, mitos yang berkembang di masyarakat, serta tekanan sosial untuk memberikan makanan tambahan lebih awal.

Sejumlah ibu peserta pelatihan mengaku bahwa sebelumnya mereka pernah tergoda memberikan susu formula atau bubur instan karena menganggap bayi terlihat lapar. Namun setelah mengikuti pelatihan, mereka memahami bahwa hal tersebut justru dapat mengganggu sistem pencernaan bayi yang belum siap menerima makanan selain ASI.

” Para ibu – ibu ada yang pernah berpikir bahwa bayi butuh tambahan makanan sejak usia dua bulan karena terlihat rewel. Tapi setelah ikut pelatihan, mereka sadar bahwa bayi menangis belum tentu lapar, bisa jadi hanya butuh kenyamanan. Sekarang mereka lebih yakin untuk memberikan ASI saja sampai enam bulan,” ungkap Samsul

Upaya Dinkes Aceh Utara dalam menggalakkan ASI eksklusif juga sejalan dengan program nasional pemerintah yang menargetkan peningkatan angka pemberian ASI eksklusif sebagai bagian dari strategi pencegahan stunting.

Data menunjukkan bahwa masih banyak balita di Indonesia yang belum mendapatkan ASI eksklusif sesuai anjuran. Padahal, ASI tidak hanya berfungsi sebagai makanan terbaik, tetapi juga memiliki peran penting dalam menekan angka stunting dan malnutrisi yang masih menjadi masalah serius.

“Pelatihan ini adalah bagian dari strategi jangka panjang. Kita ingin memastikan bahwa anak-anak Aceh Utara mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan cerdas. ASI adalah langkah pertama yang harus kita kuatkan,” tegas Pejabat Dinkes Aceh utara itu.

Dengan adanya pelatihan ini, Dinkes Aceh Utara berharap pengetahuan ibu balita semakin meningkat, sehingga angka cakupan ASI eksklusif di kabupaten tersebut bisa terus bertambah setiap tahunnya. Pihak Dinkes juga berencana memperluas program serupa ke desa-desa lain agar manfaatnya dirasakan lebih luas.

Selain melatih ibu balita, Dinkes juga mengajak kader posyandu untuk aktif melakukan pendampingan, memberikan konseling menyusui, serta menjadi penghubung informasi yang benar di masyarakat. Dengan begitu, mitos seputar pemberian ASI dapat diminimalisir. [Adv]