LHOKSUKON | Tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menggelar rapat koordinasi pada Kamis, 28 November 2024, di aula Dinas Kesehatan Aceh Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPMPPKB), Dinas Kesehatan dan OPDKB lainnya, Satgas PJT SSGI Aceh Utara, serta tim enumerator. Rapat tersebut membahas persiapan pelaksanaan survei di wilayah Aceh Utara.
Kepala DPMPPKB Aceh Utara, Fuad Mukhtar, S.Sos., M.S.M., melalui Kepala Bidang Dalduk, KB, dan KS, Muhamad Azhar, menjelaskan bahwa survei ini akan mencakup 27 kecamatan dengan total 71 desa sebagai lokus survei.
“Dari setiap desa, kami akan mengambil sampel sebanyak 10 rumah tangga untuk memastikan data yang kami kumpulkan representatif,” ujarnya.
Tim enumerator dijadwalkan mulai bekerja selama 40 hari, terhitung sejak 28 November 2024. Setiap desa akan dikunjungi oleh dua enumerator untuk memastikan proses pengumpulan data berjalan lancar dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Azhar, kegiatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) telah dimulai sejak Agustus di Aceh Utara dan melibatkan berbagai tahapan penting untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya. Tahapan tersebut dimulai dengan rekrutmen petugas, dilanjutkan dengan pelatihan yang meliputi MOT, TOT, dan TC.
Setelah pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan proses updating rumah tangga yang menjadi target survei. Proses ini bertujuan untuk memastikan data yang diperoleh akurat dan mencerminkan kondisi terkini. Tahap pengumpulan data menjadi momen krusial yang dilakukan secara intensif untuk mendapatkan hasil yang valid.
“Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara menyeluruh untuk menghasilkan laporan akhir. Laporan ini menjadi landasan atau gambaran mengenai status stunting di Aceh Utara,” jelas Azhar.
Ia menambahkan bahwa hasil survei sangat penting dalam menyusun kebijakan strategis untuk menurunkan angka stunting. “Data yang valid dan akurat menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk merumuskan program-program intervensi yang tepat sasaran. Kita berharap survei ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi gizi masyarakat, khususnya anak-anak,” tambahnya.
Azhar mengimbau partisipasi masyarakat dalam mendukung kelancaran survei ini. “Kami mengajak masyarakat di desa-desa yang menjadi lokus survei untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada tim enumerator. Dukungan dari semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, kepala desa, dan kader posyandu, sangat kami butuhkan,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Satgas Stunting Aceh Utara, Anwar, S.E., menyampaikan bahwa survei ini tidak hanya bertujuan memotret prevalensi stunting dan kondisi gizi saat ini di Aceh Utara, tetapi juga merancang langkah preventif dan kuratif yang lebih efektif di masa depan.
“Dari data yang kita peroleh, kita akan mampu menentukan program prioritas dan strategi intervensi yang lebih terfokus. Program seperti pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta peningkatan akses sanitasi dan air bersih akan disesuaikan dengan hasil survei,” jelasnya.[Adv]