Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara terus melakukan berbagai upaya dalam pencegahan stunting dan peningkatan kualitas tumbuh kembang anak. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi perhatian utama adalah mengajak para orang tua, khususnya ibu yang memiliki balita, untuk lebih memperhatikan pola asupan gizi anak sejak dini.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M, melalui sejumlah kegiatan edukasi dan sosialisasi di berbagai kecamatan, menegaskan bahwa peran ibu sangat menentukan dalam proses pertumbuhan anak. Hal ini karena ibu berperan langsung dalam menyiapkan makanan, mengasuh, dan memberikan perhatian penuh pada pola hidup sehat di lingkungan keluarga.
“Ibu adalah garda terdepan dalam memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi. Asupan gizi seimbang pada 1.000 hari pertama kehidupan anak akan sangat menentukan kualitas kesehatan, kecerdasan, serta daya saing mereka di masa depan,” ujarnya.
Dinkes Aceh Utara menekankan pentingnya gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Tidak kalah penting, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama serta makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi setelah usia enam bulan juga sangat dianjurkan.
Menurut data kesehatan daerah, masih ada sejumlah kasus balita di Aceh Utara yang mengalami masalah gizi, mulai dari kurang gizi hingga risiko stunting. Karena itu, edukasi kepada para ibu balita menjadi langkah prioritas di tingkat keluarga dalam masyarakat.
“Banyak orang tua yang belum memahami secara utuh bahwa anak membutuhkan variasi makanan bergizi. Tidak cukup hanya kenyang, tetapi harus mengandung unsur gizi yang lengkap agar tumbuh kembangnya tidak terhambat,” jelas Samsul.
Selain itu, masyarakat juga mengimbau untuk memanfaatkan pangan lokal, seperti ikan, sayur, buah, dan hasil bumi lainnya yang mudah didapat di sekitar lingkungan. Kandungan protein hewani dari ikan, misalnya, sangat baik untuk mendukung perkembangan otak anak.
Walaupun peran ibu menjadi yang paling dominan, Dinkes Aceh Utara juga mengingatkan bahwa ayah dan anggota keluarga lain tidak kalah penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Ayah diharapkan memberikan dukungan emosional, finansial, serta ikut terlibat dalam membangun pola hidup sehat di rumah.
“Ketahanan gizi keluarga bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Dengan kolaborasi antara ibu, ayah, dan seluruh anggota keluarga, anak-anak akan lebih terlindungi dari risiko gizi buruk,” ungkap samsul.
Sebagai bentuk nyata, Dinkes Aceh Utara rutin menggelar program Kelas Ibu Balita di Puskesmas maupun posyandu. Program ini menjadi wadah bagi para ibu untuk mendapatkan informasi langsung mengenai pola asuh, pemenuhan gizi, hingga cara menjaga kesehatan anak.
Dalam kelas tersebut, para ibu juga didorong untuk aktif bertanya dan berdiskusi mengenai kendala yang mereka hadapi dalam mendidik anak. Dengan demikian, setiap masalah dapat ditemukan solusinya secara bersama-sama dengan pendampingan tenaga kesehatan.
“Kami tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik sederhana, seperti cara mengolah makanan sehat, cara memberikan MP-ASI yang benar, serta tips menjaga kebersihan lingkungan rumah,” jelasnya lagi.
Melalui berbagai langkah ini, Dinas Kesehatan Aceh Utara berharap angka kasus stunting dan gizi buruk dapat terus ditekan. Tujuannya tidak hanya mencetak anak-anak yang sehat secara fisik, tetapi juga cerdas, kreatif, dan memiliki daya saing tinggi di masa mendatang.
“Anak-anak balita hari ini adalah generasi penerus bangsa. Jika sejak dini kita abai terhadap pemenuhan gizi mereka, maka dampaknya akan panjang, bukan hanya pada individu, tetapi juga pada kemajuan daerah. Karena itu, mari bersama-sama menjaga kesehatan dan gizi anak,” tegas perwakilan Dinkes ini.
Sebagai penutup, Dinkes Aceh Utara mengajak seluruh masyarakat, terutama para orang tua, untuk menjadikan perhatian pada gizi anak sebagai prioritas utama dalam keluarga. Dengan langkah sederhana, seperti memberikan makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan, serta rutin membawa anak ke posyandu untuk pemantauan kesehatan, diharapkan tumbuh kembang anak akan optimal.
Dengan peran aktif ibu balita dan dukungan penuh dari keluarga serta pemerintah, cita-cita melahirkan generasi emas Aceh Utara yang sehat, cerdas, dan berdaya saing dapat tercapai. [Adv]