Search

15 Oktober 2025

Dinkes Aceh Utara Edukasi Pencegahan Kekerasan atau Pola Asuh Negatif pada Anak

foto : Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes,

Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Peran ibu dalam mendidik dan merawat anak balita memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuh kembang, kesehatan mental, serta pembentukan karakter anak di masa depan. Namun, masih banyak kasus di masyarakat yang menunjukkan adanya kekerasan atau pola asuh negatif terhadap anak. Hal ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Aceh Utara yang terus mendorong edukasi pencegahan kekerasan dan pola asuh yang salah melalui berbagai program pembinaan keluarga.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M, mengatakan bahwa masa balita adalah fase emas yang sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak. Pada masa ini, anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, serta pola asuh yang positif dari orang tua, khususnya ibu sebagai sosok terdekat.

“Pola asuh negatif seperti memarahi secara berlebihan, menggunakan kekerasan fisik, atau membanding-bandingkan anak dengan orang lain bisa berdampak pada trauma psikologis. Hal itu dapat menghambat perkembangan emosi, rasa percaya diri, bahkan mempengaruhi kesehatan mental anak di masa depan,” ujar Samsul Bahri.

Menurutnya, orang tua, khususnya ibu, harus memahami bahwa anak balita belum sepenuhnya mampu mengendalikan emosi dan perilakunya. Kesabaran dalam mendidik menjadi kunci utama. Dinkes Aceh Utara menekankan agar ibu lebih mengedepankan pola asuh yang penuh kasih sayang, komunikasi yang baik, dan memberi contoh perilaku positif sehari-hari.

Samsul Bahri menjelaskan bahwa anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan atau tekanan berisiko mengalami gangguan perkembangan sosial, emosi, dan kognitif. Anak bisa menjadi penakut, pemarah, sulit bersosialisasi, atau bahkan meniru perilaku kasar yang dialaminya.

Selain itu, pola asuh negatif juga bisa memicu gangguan kesehatan fisik seperti gangguan tidur, nafsu makan menurun, hingga penurunan daya tahan tubuh akibat stres berkepanjangan. “Inilah yang harus dicegah sejak dini, karena jika dibiarkan, efeknya bisa berlangsung hingga anak dewasa,” tambahnya.

Ada beberapa langkah yang bisa diterapkan ibu balita untuk mencegah pola asuh negatif dan kekerasan dalam mendidik anak, antara lain:

1. Mengendalikan emosi, Saat anak rewel atau sulit diatur, ibu perlu menenangkan diri sebelum merespons. Menghitung sampai sepuluh atau menarik napas dalam bisa membantu mengurangi emosi.

2. Memberi penjelasan dengan bahasa sederhana, Anak balita mungkin belum sepenuhnya paham larangan, oleh karena itu ibu perlu memberi penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

3. Menggunakan metode disiplin positif, Daripada memukul atau memarahi, ibu dapat mengajarkan konsekuensi ringan yang mendidik, misalnya anak diminta merapikan mainan setelah selesai bermain.

4. Membangun komunikasi penuh kasih sayang, Pujian, pelukan, dan kata-kata positif dapat membuat anak merasa aman dan dihargai.

5. Menjadi teladan yang baik, Anak cenderung meniru orang tua. Oleh sebab itu, ibu perlu menunjukkan sikap sabar, jujur, dan santun dalam kehidupan sehari-hari.

Dinas Kesehatan Aceh Utara secara rutin melaksanakan kegiatan kelas ibu balita sebagai salah satu upaya memberikan edukasi tentang pola asuh sehat. Melalui kelas ini, para ibu mendapatkan pengetahuan mengenai cara menghadapi anak yang sedang tantrum, mengelola stres orang tua, hingga teknik komunikasi efektif dengan balita.

“Dengan adanya kegiatan edukasi ini, kami berharap ibu-ibu tidak hanya paham soal kesehatan fisik anak, tetapi juga mengerti pentingnya kesehatan mental dan pola asuh yang benar,” jelas Samsul Bahri.

Selain itu, Dinkes Aceh Utara juga mengimbau agar para keluarga ikut mendukung ibu dalam menjalankan perannya. Suami dan anggota keluarga lainnya diminta untuk tidak hanya membebankan tanggung jawab mendidik anak kepada ibu, tetapi ikut serta memberikan kasih sayang dan perhatian.

Melalui berbagai langkah pencegahan kekerasan dan pola asuh negatif, Dinas Kesehatan Aceh Utara berharap tercipta generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter baik. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh kasih sayang akan tumbuh dengan rasa percaya diri, mampu bersosialisasi dengan baik, serta siap menghadapi tantangan di masa depan.

“Kami terus mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan ramah anak. Mari bersama-sama membangun kesadaran bahwa anak bukanlah tempat melampiaskan emosi, melainkan amanah yang harus dijaga dengan sepenuh hati,” tutup Samsul Bahri.

Dengan edukasi yang berkesinambungan, peran aktif keluarga, serta dukungan masyarakat, diharapkan angka kekerasan terhadap anak dapat ditekan. Ibu balita pun dapat menjalankan perannya dengan lebih bijak dalam mendidik generasi penerus bangsa. [Adv]