Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Aceh Utara, M. Nasir., M.Si. (photo : ist)
Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Aceh Utara resmi mengumumkan nama-nama pelatih dan asisten pelatih cabang olahraga yang akan membina atlet pada Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLPD) Tahun 2025. Keputusan ini diharapkan menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas pembinaan atlet muda berbakat di kabupaten tersebut.
Penetapan para pelatih dilakukan berdasarkan hasil assessment dan laporan tim penguji rekrutmen pelatih yang dilaksanakan pada 3 September 2025. Dari proses tersebut, sebanyak 25 orang pelatih dan asisten pelatih terpilih untuk mengampu sejumlah cabang olahraga potensial yang selama ini menjadi fokus pembinaan Aceh Utara.
Cabang olahraga yang masuk dalam program PPLPD 2025 meliputi atletik, anggar, pencak silat, taekwondo, karate, tinju, panahan, basket, bulutangkis, voli, sepak bola, sepak takraw, hingga tenis meja. Setiap cabang didampingi oleh pelatih utama dan asisten pelatih agar program latihan dapat berjalan lebih terarah dan berkesinambungan.
Kepala Disporapar Aceh Utara, M. Nasir., M.Si, dalam surat pengumumannya menegaskan bahwa penetapan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat sistem pembinaan atlet usia dini. Ia menekankan, kualitas pelatih adalah salah satu kunci penting dalam mencetak atlet berprestasi.
“Seluruh pelatih dan asisten pelatih yang terpilih diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, disiplin, dan profesional. Mereka adalah garda terdepan dalam mendidik dan membina para atlet muda agar bisa tampil di level daerah, provinsi, bahkan nasional,” ujar M. Nasir.
Selain itu, Nasir juga mengingatkan agar para pelatih segera mempersiapkan diri menghadapi agenda rapat persiapan pembinaan atlet PPLPD 2025 yang akan digelar pada:
Pertemuan ini akan membahas strategi pembinaan, penyusunan program latihan, serta target prestasi yang ingin dicapai sepanjang tahun 2025.
Program PPLPD di Aceh Utara selama ini dipandang sebagai salah satu wadah penting dalam mencetak atlet muda berbakat. Melalui sistem pelatihan terstruktur, para pelajar yang memiliki potensi akan mendapat kesempatan berlatih secara rutin dengan fasilitas dan metode modern.
Dengan kehadiran pelatih yang teruji kompetensinya, diharapkan pembinaan tidak lagi bersifat insidental, tetapi berlangsung kontinu dan terarah. Para atlet muda bisa mengasah kemampuan sejak dini, sehingga ketika memasuki jenjang senior, mereka sudah memiliki pengalaman dan mental bertanding yang kuat.
M. Nasir menambahkan, keberhasilan pembinaan atlet tidak hanya bergantung pada bakat, tetapi juga pendampingan intensif dan konsistensi pelatihan. Oleh sebab itu, pemilihan pelatih melalui proses assessment dianggap langkah tepat untuk menjamin kualitas pengasuhan atlet di PPLPD.
Kabar penetapan 25 pelatih ini disambut positif oleh berbagai kalangan, termasuk para orang tua atlet, pengurus cabang olahraga, serta pemerhati olahraga di Aceh Utara. Mereka menilai langkah Disporapar sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam memperkuat fondasi olahraga daerah.
Beberapa cabang olahraga seperti sepak bola, bulutangkis, dan pencak silat disebut memiliki potensi besar karena banyak melahirkan atlet muda yang sebelumnya telah menorehkan prestasi di tingkat kabupaten dan provinsi. Dengan pembinaan yang lebih intensif, peluang mencetak atlet berprestasi di tingkat nasional semakin terbuka.
Seorang pengurus cabang olahraga pencak silat di Aceh Utara, misalnya, mengaku optimis. Menurutnya, hadirnya pelatih baru dengan pendekatan modern akan memberi semangat baru bagi atlet-atlet muda. “Selama ini banyak bakat silat di Aceh Utara, tapi pembinaannya masih belum terarah. Mudah-mudahan dengan adanya PPLPD yang solid, prestasi silat kita bisa bersaing di level lebih tinggi,” ujarnya.
Disporapar Aceh Utara menargetkan agar hasil pembinaan PPLPD 2025 bisa terlihat dalam beberapa tahun ke depan. Atlet muda yang kini dibina diharapkan menjadi tulang punggung kontingen Aceh Utara pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) maupun Pekan Olahraga Aceh (PORA).
Lebih jauh, jika pembinaan berjalan baik, para atlet juga berpeluang mewakili Aceh di tingkat nasional, bahkan menjadi bagian dari kontingen Indonesia pada ajang internasional.
“Kami percaya bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk mengharumkan nama daerah. Dengan pembinaan yang serius, tidak menutup kemungkinan atlet-atlet asal Aceh Utara bisa mengibarkan bendera Merah Putih di ajang internasional,” tutup M. Nasir.
Dengan langkah awal penetapan 25 pelatih ini, Disporapar Aceh Utara menegaskan bahwa pembangunan olahraga bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga tentang mencetak generasi sehat, disiplin, dan berkarakter.
PPLPD 2025 menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah serius menata ulang pola pembinaan atlet. Bukan hanya prestasi yang dikejar, tetapi juga pendidikan karakter melalui olahraga, agar lahir generasi muda Aceh Utara yang tangguh dan berdaya saing. (ADV)