Aceh Utara – Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, jumlah penderita diare sepanjang tahun terakhir mencapai ribuan kasus. Tercatat, sebanyak 1.342 kasus diare pada balita dan 3.323 kasus diare pada seluruh kelompok umur telah dilaporkan oleh fasilitas kesehatan di daerah ini.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa diare tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga remaja, orang dewasa, hingga lanjut usia. Namun, balita tetap menjadi kelompok paling rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sempurna.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, menyampaikan bahwa diare bisa menyebabkan dehidrasi berat bahkan kematian bila tidak segera ditangani. “Diare bukan penyakit sepele. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, diare bisa berakibat fatal terutama pada balita dan ibu hamil,” ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar kasus diare terjadi akibat pola hidup yang kurang bersih, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, mengkonsumsi makanan yang tidak higienis, serta penggunaan air minum yang tidak layak konsumsi.
“Kesadaran masyarakat masih menjadi tantangan besar. Padahal, cara pencegahannya sebenarnya sederhana, yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” tambah Jalaluddin.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya:
1. Infeksi bakteri, virus, maupun parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman.
2.Konsumsi air minum yang tercemar.
3. Kurangnya kebersihan tangan sebelum makan atau setelah menggunakan toilet.
4. Pemberian makanan tambahan pada bayi yang tidak diolah dengan benar.
5. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.
Di pedesaan, banyak warga masih mengandalkan sumber air yang tidak selalu bersih, sehingga resiko penyebaran diare semakin tinggi. Selain itu, pola penyimpanan makanan yang kurang higienis juga memperbesar peluang penularan penyakit ini.
Balita merupakan kelompok yang paling terdampak. Diare pada balita sering kali menyebabkan dehidrasi cepat karena tubuh mereka lebih kecil dan cadangan cairan terbatas. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa menimbulkan komplikasi serius.
Sementara itu, ibu hamil yang terserang diare juga menghadapi risiko tinggi, baik untuk dirinya maupun janin yang dikandung. Dehidrasi pada ibu hamil dapat mengganggu aliran nutrisi ke janin, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan.
“Kasus diare pada balita sering kali meningkat di musim penghujan karena lingkungan menjadi lebih lembab dan memicu berkembangnya kuman. Untuk ibu hamil, kondisi ini lebih berbahaya karena bisa berdampak pada janin,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM.
Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat agar angka kejadian diare bisa ditekan. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan meliputi:
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan setelah buang air besar.
2. Mengkonsumsi air minum yang higienis dengan merebus air hingga mendidih atau menggunakan air dalam kemasan yang terjamin kualitasnya.
3. Mengolah makanan hingga matang dan memastikan peralatan makan bersih.
4. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia enam bulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
5. Melakukan vaksinasi rotavirus untuk bayi sebagai perlindungan tambahan dari diare berat.
6. Menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari sumber pencemaran.
Selain layanan pengobatan, Dinkes Aceh Utara juga rutin menggelar sosialisasi melalui posyandu, puskesmas, hingga sekolah-sekolah. Tujuannya agar masyarakat memahami bahaya diare sekaligus langkah pencegahannya.
“Penanganan diare bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh masyarakat. Jika setiap keluarga mampu menjaga kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat, maka kasus diare bisa ditekan secara signifikan,” jelas Samsul Bahri.
Melihat tingginya angka kasus, masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan gejala awal diare, seperti buang air besar cair lebih dari tiga kali sehari. Segera bawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat agar mendapatkan pertolongan medis secepatnya.
“Jangan menunggu sampai parah. Balita dan ibu hamil yang mengalami diare harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, karena mereka adalah kelompok dengan risiko komplikasi paling tinggi,” tutup Jalaluddin.[Adv]