Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Merawat anak balita yang sedang sakit merupakan tantangan tersendiri bagi setiap orang tua, khususnya ibu. Pada masa balita, anak masih rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna. Kondisi ini sering kali membuat ibu panik, bingung, bahkan salah dalam mengambil langkah penanganan. Oleh sebab itu, penting bagi ibu balita memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara menghadapi anak saat sakit, sehingga dapat memberikan perawatan yang tepat serta mencegah kondisi semakin parah.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M, menjelaskan bahwa sikap tenang, pengetahuan dasar tentang perawatan, serta perhatian penuh dari ibu adalah kunci utama dalam menghadapi anak yang sedang sakit. “Ibu harus mampu mengendalikan kepanikan. Dengan ketenangan, ibu bisa memberikan pertolongan pertama sesuai kondisi anak sambil menentukan apakah perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan,” ungkapnya.
Pertama Tenang, Ketika anak balita sakit, biasanya mereka menjadi lebih rewel, menangis, bahkan sulit tidur. Dalam situasi ini, ibu perlu menenangkan diri terlebih dahulu. Sikap panik justru akan membuat anak merasa semakin tidak nyaman. Kehadiran ibu dengan sentuhan lembut, pelukan, dan kata-kata menenangkan akan memberikan rasa aman bagi anak, yang dapat membantu proses pemulihan.
Kedua, Mengenali gejala awal, Ibu balita diharapkan mampu mengenali gejala awal penyakit, misalnya demam, batuk, pilek, muntah, atau diare. Dengan mengenali gejala sejak dini, ibu dapat memberikan perawatan awal yang tepat. Misalnya, pada anak yang demam, ibu bisa memberikan kompres hangat di dahi, ketiak, atau lipatan paha sambil memantau suhu tubuh secara berkala. Namun, jika suhu tubuh anak mencapai 38 derajat Celcius atau lebih dan tidak turun dengan obat penurun panas, sebaiknya segera dibawa ke dokter.
Ketiga, Memberikan nutrisi dan cairan yang cukup, Sakit seringkali membuat anak kehilangan nafsu makan. Meski begitu, ibu tetap perlu berusaha memberikan asupan gizi yang cukup agar daya tahan tubuh anak tetap terjaga. Pilihan makanan bisa berupa bubur, sup, atau buah yang mudah dicerna. Selain itu, menjaga kecukupan cairan sangat penting, terutama bila anak mengalami demam atau diare. Pemberian ASI eksklusif bagi bayi, atau air putih dan oralit untuk balita yang lebih besar, sangat dianjurkan guna mencegah dehidrasi.
Keempat, Menjaga kebersihan dan kenyamanan anak, Saat anak sakit, kebersihan lingkungan juga harus diperhatikan. Ibu perlu memastikan tempat tidur anak bersih, pakaian diganti secara teratur, serta tubuh anak tetap dalam kondisi nyaman. Ruangan dengan sirkulasi udara baik dan pencahayaan cukup akan membantu anak lebih tenang dan cepat pulih.
Kelima. Memahami batas penanganan di rumah, Tidak semua penyakit anak dapat ditangani di rumah. Menurut Samsul Bahri, ibu balita harus tahu kapan harus membawa anak ke fasilitas kesehatan. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai antara lain demam tinggi tidak turun, anak sulit bernapas, muntah terus-menerus, kejang, diare berdarah, atau anak terlihat sangat lemas.
“Jika gejala ini muncul, jangan tunda, segera bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit agar mendapat penanganan medis,” tegasnya.
Ke enam, Memberikan Obat sesuai anjuran, Kesalahan yang kerap dilakukan sebagian ibu adalah memberikan obat tanpa resep dokter. Padahal, dosis obat untuk anak berbeda dengan orang dewasa dan sangat sensitif. Oleh karena itu, obat hanya boleh diberikan sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan. Penggunaan obat tradisional pun harus hati-hati, pastikan tidak berbahaya dan sudah terbukti aman.
Ketujuh, Memberikan dukungan emosional, Selain perawatan fisik, dukungan emosional juga penting. Anak balita yang sakit biasanya menjadi lebih manja. Ibu bisa memberikan perhatian lebih dengan mendengarkan keinginannya, menemani tidur, atau sekadar membacakan dongeng. Hal ini akan membantu anak merasa lebih nyaman dan mempercepat proses pemulihan.
Kedelapan, Pentingnya edukasi kesehatan bagi Ibu, Dinas Kesehatan Aceh Utara secara rutin mengadakan edukasi bagi ibu balita melalui kelas ibu dan posyandu. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak, termasuk cara menghadapi anak yang sedang sakit. Dengan pengetahuan yang baik, diharapkan ibu dapat mengambil langkah cepat, tepat, dan aman dalam merawat buah hati. (ADV)
Samsul Bahri menambahkan bahwa peran ibu sangat penting dalam menjaga kesehatan balita. “Ibu adalah garda terdepan dalam perawatan anak. Dengan kesiapan mental, pengetahuan, dan kepedulian, ibu dapat membantu anak melewati masa sakit dengan baik,” tuturnya.
Menghadapi anak balita yang sakit bukan hanya soal memberikan obat, melainkan juga soal perhatian, ketenangan, serta kepedulian. Dengan langkah-langkah sederhana namun tepat, ibu dapat membantu proses penyembuhan sekaligus mencegah penyakit semakin parah. Edukasi kesehatan yang terus digalakkan Dinas Kesehatan Aceh Utara menjadi bagian penting dalam membekali ibu agar selalu siap menghadapi kondisi ini. [Adv]