Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Dinas Kesehatan Aceh Utara terus mengintensifkan edukasi kepada para ibu pasca melahirkan untuk menjaga kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Hal ini dilakukan mengingat masa nifas merupakan periode yang sangat rentan bagi ibu, baik dari sisi fisik maupun psikis. Edukasi ini menjadi bagian penting dalam upaya menekan angka kesakitan serta mencegah komplikasi pasca persalinan yang beresiko terhadap keselamatan ibu maupun bayi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M., menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi ibu pasca melahirkan harus menjadi perhatian serius karena akan mempengaruhi kualitas hidup ibu, kemampuan menyusui, serta kesiapan dalam mengasuh bayi.
“Banyak ibu yang kurang menyadari pentingnya perawatan kesehatan reproduksi setelah melahirkan. Padahal, jika tidak dijaga dengan baik, ibu bisa mengalami infeksi, perdarahan, gangguan hormon, hingga depresi pasca persalinan. Edukasi ini penting agar ibu dapat melakukan langkah pencegahan sejak dini,” ujar Samsul Bahri.
Masa nifas atau post partum adalah periode yang berlangsung sekitar 6 minggu setelah melahirkan. Pada fase ini, tubuh ibu mengalami banyak perubahan untuk kembali ke kondisi sebelum hamil. Rahim menyusut, hormon berfluktuasi, dan organ reproduksi mulai beradaptasi kembali. Namun, jika tidak dirawat dengan benar, berbagai masalah kesehatan dapat muncul, seperti infeksi rahim, luka jahitan yang tidak sembuh sempurna, atau gangguan menstruasi di kemudian hari.
Menurut Samsul Bahri, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kebersihan organ reproduksi. Ibu disarankan untuk rutin mengganti pembalut nifas, membersihkan area kewanitaan dengan cara yang benar, serta menghindari penggunaan sabun atau bahan kimia berlebihan yang dapat memicu iritasi.
“Infeksi pada masa nifas sering kali disebabkan karena kurangnya kebersihan. Jika ibu mengalami demam, nyeri berlebihan, atau keluar cairan berbau dari organ reproduksi, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” tegasnya.
Selain faktor medis, dukungan keluarga juga sangat menentukan kesehatan reproduksi ibu pasca melahirkan. Banyak ibu yang mengalami baby blues atau depresi ringan akibat perubahan hormon dan kelelahan dalam mengasuh bayi. Dalam kondisi ini, peran suami dan keluarga menjadi kunci untuk memberikan dukungan emosional.
“Jangan biarkan ibu merasa sendiri. Suami harus aktif membantu, misalnya dalam merawat bayi atau mendukung ibu untuk istirahat yang cukup. Hal ini akan berdampak positif pada kesehatan psikologis dan reproduksi ibu,” ujar Samsul Bahri.
Dinas Kesehatan Aceh Utara juga menekankan bahwa ASI eksklusif bukan hanya baik untuk bayi, tetapi juga membantu pemulihan organ reproduksi ibu. Menyusui dapat merangsang kontraksi rahim sehingga mempercepat proses pengecilan kembali ke ukuran normal, sekaligus menekan risiko perdarahan.
Selain itu, menyusui juga dapat berperan sebagai salah satu metode kontrasepsi alami, meskipun tetap disarankan agar ibu berkonsultasi mengenai program keluarga berencana (KB) pasca melahirkan.
“KB pasca persalinan penting untuk menjaga jarak kehamilan. Ibu butuh waktu untuk memulihkan kondisi tubuhnya sebelum hamil kembali. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak,” jelas Samsul Bahri.
Dalam program edukasi ini, Dinas Kesehatan Aceh Utara juga mendorong para ibu untuk melakukan pemeriksaan pasca persalinan di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dalam kurun waktu 6 minggu setelah melahirkan, bertujuan untuk memastikan organ reproduksi kembali sehat, mendeteksi adanya komplikasi, serta memberikan konseling terkait KB, menyusui, dan kesehatan mental.
“Pemeriksaan ini sering diabaikan karena ibu merasa sudah sehat. Padahal, justru pemeriksaan bisa mendeteksi masalah yang tidak terlihat secara kasat mata. Misalnya, tekanan darah tinggi, anemia, atau gangguan pada organ reproduksi,” ungkapnya.
Melalui edukasi yang berkesinambungan, Dinas Kesehatan Aceh Utara berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat. Ibu pasca melahirkan diharapkan lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, sementara keluarga di sekitarnya juga lebih peka untuk memberikan dukungan.
“Kami ingin menekan angka komplikasi pasca persalinan sekaligus meningkatkan kualitas hidup ibu di Aceh Utara. Kesehatan ibu yang terjaga akan berdampak langsung pada tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan,” tutup Samsul Bahri.
Dengan upaya ini, Dinas Kesehatan Aceh Utara optimis dapat terus meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, sekaligus berkontribusi dalam pencapaian target nasional penurunan angka kematian ibu. [Adv]