Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Upaya menghidupkan kembali sejarah kejayaan Samudera Pasai kini memasuki babak baru. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bersama Ikatan Agam Inong (IAI) Aceh Utara meluncurkan Program Wisata BANGKIT, sebuah inisiatif yang tidak hanya bertujuan membangun konten pariwisata berbasis sejarah dan budaya, tetapi juga memperkuat persiapan Aceh Utara menghadapi Pemilihan Duta Wisata Aceh 2025.
Peluncuran program ini digadang sebagai tonggak penting untuk mengubah wajah pariwisata Aceh Utara dari sekadar destinasi pasif menjadi gerakan yang hidup dan berkelanjutan. Dengan menjadikan sejarah Samudera Pasai sebagai pusat perhatian, Aceh Utara berupaya menghadirkan kembali nilai-nilai kejayaan kerajaan Islam pertama di Nusantara tersebut melalui pendekatan edukatif dan promosi generasi muda.
Ketua Ikatan Agam Inong Aceh Utara, Muhammad Hatta, SSt.Pa, mengatakan bahwa Program BANGKIT dirancang sebagai wadah kolaboratif yang tidak berhenti setelah ajang pemilihan duta wisata selesai. Menurutnya, kegiatan yang diluncurkan tahun ini hanyalah awal dari skema pengembangan lebih besar.
“Kami memulai dengan Trip Perdana Jelajah 10 Situs Sejarah Makam Samudera Pasai, dan program ini akan terus menjadi kegiatan edukatif rutin. Generasi muda perlu memahami sejarah daerahnya, karena dari situlah lahir kebanggaan, identitas, dan semangat untuk mempromosikan Aceh Utara,” ungkap Hatta.
Ia juga menegaskan bahwa Program BANGKIT memberi kesempatan luas kepada peserta dan masyarakat untuk melihat langsung nilai historis yang sebelumnya kurang tersentuh, seperti makam para raja, artefak peninggalan, hingga titik-titik yang berkaitan dengan perkembangan Islam awal di Nusantara.
Dukungan kuat datang dari Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Aceh Utara, H. Zulkifli, S.Ag., M.Pd, yang baru dua hari dilantik. Ia menilai bahwa kreativitas anak muda yang mendorong gerakan wisata sejarah patut diapresiasi karena menjadi energi baru bagi kebangkitan sektor pariwisata daerah.
“Disporaparekraf berkomitmen memperluas program ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kita ingin wisata sejarah Samudera Pasai menjadi ikon yang dikenal luas,” ujarnya.
Zulkifli juga menambahkan bahwa pemerintah memberikan dukungan khusus untuk Agam Muksalmina dan Inong Nursyifa Syawani, dua perwakilan Aceh Utara yang akan bertarung pada Pemilihan Agam Inong Aceh 2025. Selain pelatihan dan pendampingan, pemerintah menyiapkan paket wisata nasional sebagai bentuk motivasi apabila keduanya berhasil meraih Juara 1.
“Kerja keras mereka akan membawa nama Aceh Utara. Kita ingin memberikan dukungan terbaik sehingga mereka dapat tampil maksimal di tingkat provinsi,” tambahnya.
Peluncuran Program Wisata BANGKIT turut mendapat sorotan dari unsur pemerintahan daerah. Mewakili Bupati Aceh Utara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Utara, M. Nasir, S.Sos., M.Si, menyampaikan bahwa program ini menjadi momentum penting untuk mengangkat kembali sejarah Samudera Pasai yang selama ini belum dimaksimalkan sebagai kekuatan pariwisata.
“Samudera Pasai adalah simbol besar peradaban Islam di Nusantara. Banyak negara mengenal sejarah ini, tetapi kita di daerah justru kurang mempromosikannya secara masif. Program BANGKIT adalah langkah tepat untuk menghidupkan kembali warisan tersebut,” ujarnya.
Menurut Nasir, pariwisata Aceh Utara tidak hanya bisa mengandalkan alam, tetapi perlu memaksimalkan potensi sejarah yang memiliki nilai tinggi. Ia berharap melalui program ini, generasi muda akan lebih aktif menggali dan mempromosikan sejarah daerah sebagai identitas dan kebanggaan kolektif.
Peluncuran resmi Program Wisata BANGKIT ditandai dengan Kick Off Launching oleh Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, S.E., M.M (Ayah Wa). Dalam sambutannya, Bupati menegaskan bahwa pariwisata berbasis sejarah merupakan aset jangka panjang yang harus dirawat, dikelola, dan dikembangkan secara profesional.
“Melalui BANGKIT, kita ingin membangun gerakan berkelanjutan yang bukan hanya memperkuat citra wisata, tetapi juga memperluas pengetahuan masyarakat mengenai peradaban Samudera Pasai. Ini bukan program sesaat, tetapi fondasi bagi arah baru pariwisata Aceh Utara,” tegasnya.
Dengan diluncurkannya Program Wisata BANGKIT, pemerintah berharap Aceh Utara mampu menapaki fase baru pengembangan pariwisata: lebih terkonsep, terarah, berkelanjutan, serta melibatkan masyarakat dan generasi muda. Sejarah Samudera Pasai bukan lagi sekadar cerita buku, melainkan menjadi ruang tumbuhnya kebanggaan daerah dan daya tarik wisata yang berkelas. (ADV)


