Aceh Utara I www. Lingkar-Pos.com– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara kembali mengingatkan masyarakat mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Peringatan ini disampaikan menyusul meningkatnya kasus gigi berlubang dan gangguan kesehatan mulut lainnya yang ditemukan di sejumlah wilayah, terutama pada anak-anak usia sekolah.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.KM., M.KM, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Samsul Bahri, SKM., MKM, menegaskan bahwa gula merupakan salah satu faktor utama penyebab kerusakan gigi apabila dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa diimbangi dengan kebiasaan menjaga kebersihan mulut.
“Banyak masyarakat yang belum sadar bahwa setiap makanan dan minuman manis yang mereka konsumsi meninggalkan sisa gula pada gigi. Jika tidak dibersihkan dengan baik, gula tersebut akan diubah oleh bakteri menjadi asam yang merusak lapisan email gigi,” jelas Samsul Bahri dalam keterangan persnya.
Menurutnya, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti permen, cokelat, kue, minuman bersoda, serta teh dan kopi manis, menjadi pemicu utama terbentuknya plak gigi. Plak yang menempel di permukaan gigi lama-kelamaan mengikis lapisan pelindung gigi dan menyebabkan karies atau gigi berlubang.
“Masalah gigi berlubang tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti makan, belajar, hingga menurunkan rasa percaya diri,” tambahnya.
Selain menyebabkan gigi berlubang, konsumsi gula berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan tubuh secara umum. Risiko penyakit diabetes, obesitas, hingga gangguan metabolisme dapat meningkat apabila pola konsumsi gula tidak dikendalikan sejak dini.
“Kerusakan gigi akibat gula sering dianggap sepele, padahal jika dibiarkan bisa berujung pada infeksi, radang gusi, bahkan kehilangan gigi permanen. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk mulai mengurangi konsumsi gula dan membiasakan pola hidup sehat,” tegas Samsul Bahri.
Dinkes Aceh Utara menganjurkan beberapa langkah praktis untuk mencegah kerusakan gigi akibat gula, di antaranya:
1. Membatasi konsumsi makanan dan minuman manis setiap hari.
2. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, khususnya setelah sarapan dan sebelum tidur.
3. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk melindungi lapisan gigi.
4. Membiasakan anak-anak membawa bekal sehat dari rumah untuk mengurangi jajanan manis di sekolah.
5. Rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter setidaknya setiap enam bulan sekali.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mengandalkan pengobatan setelah sakit gigi, tetapi juga lebih fokus pada pencegahan. Edukasi kepada anak-anak sejak dini sangat penting karena mereka adalah kelompok paling rentan terhadap jajanan manis,” ujarnya.
Sebagai langkah nyata, Dinkes Aceh Utara terus menggencarkan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan orang tua untuk menyediakan alternatif jajanan sehat, seperti buah-buahan, susu tanpa gula tambahan, dan makanan bergizi lainnya.
“Anak-anak sering kali sulit mengontrol konsumsi makanan manis. Karena itu, peran orang tua dan guru sangat penting dalam membimbing mereka. Kami berharap kerjasama ini dapat menekan angka kasus gigi berlubang di Aceh Utara,” tambah Samsul Bahri.
Dinkes Aceh Utara menegaskan bahwa kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting dari kesehatan secara menyeluruh. Gigi yang sehat bukan hanya mempengaruhi fungsi makan, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup seseorang.
“Kesehatan gigi yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri, mendukung prestasi belajar anak, dan mengurangi beban biaya pengobatan. Untuk itu, mari bersama-sama kita kendalikan konsumsi gula dan menjaga kebersihan mulut,” pungkasnya.
Dengan adanya peringatan ini, Dinkes Aceh Utara berharap masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kesehatan gigi dimulai dari pola hidup sehari-hari. Mengurangi konsumsi gula bukan berarti tidak boleh mengonsumsi makanan manis sama sekali, melainkan lebih kepada membatasi jumlahnya serta menyeimbangkannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat. (Adv)