Kepemimpinan Berpengaruh pada Aspek GRC, ESG, dan SDG, Seberapa Penting untuk Diintegrasikan?

Foto: Adhifatra Agussalim, CIP, CIAPA, CASP, CPAM

Oleh : Adhifatra Agussalim

Pendahuluan
Dalam era globalisasi dan modernisasi seperti saat ini, kepemimpinan di sektor bisnis dan pelayanan publik tidak hanya diukur berdasarkan kemampuan untuk mencapai target finansial semata, tetapi juga pada kontribusinya terhadap keberlanjutan dan keberlangsungan jangka panjang. Konsep keberlanjutan ini semakin diperkuat dengan hadirnya tiga pilar utama yang kita tahu bersama, yaitu Governance, Risk, and Compliance (GRC); Environmental, Social, and Governance (ESG); serta Sustainable Development Goals (SDG). Kepemimpinan yang efektif mampu mengintegrasikan ketiga aspek ini untuk menciptakan nilai jangka panjang yang tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan. Makalah ini akan mencoba menggelitik para pemimpin untuk mampu bisa mengintegrasikan ketiga aspek penting diatas, mari kita coba membedah satu persatu dibawah ini.

Governance, Risk, and Compliance (GRC)

GRC atau dikenal dengan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Kepatuhan merupakan kerangka kerja terpadu yang membantu perusahaan dalam mengelola tata kelola, risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi. Kepemimpinan yang kuat di bidang GRC akan memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, mengidentifikasi dan mampu mengelola risiko yang mungkin terjadi, serta memastikan adanya mekanisme pengawasan internal dan eksternal yang memadai untuk mencegah terjadinya pelanggaran.

Pengaruh kepemimpinan dalam aspek GRC sangat penting karena menentukan bagaimana perusahaan menavigasi kompleksitas regulasi dan risiko bisnis. Pemimpin yang mampu mengintegrasikan GRC ke dalam strategi bisnis akan menciptakan lingkungan kerja yang transparan, beretika, dan tanggap terhadap perubahan, yang pada akhirnya akan meningkatkan reputasi perusahaan.

Environmental, Social, and Governance (ESG)

ESG mencakup tiga pilar utama yang mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan (Environmental), sosial (Social), dan tata kelola (Governance). Kepemimpinan yang berfokus pada ESG akan mengarahkan perusahaan untuk tidak hanya mengejar profit, tetapi juga mempertimbangkan dampak operasional terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat.

Dalam konteks ESG, pemimpin perlu memastikan bahwa perusahaan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon (aspek efisiensi energi dan pengurangan penggunaan BBM Fosil) dan pengelolaan limbah yang baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di sisi sosial, pemimpin juga harus mengutamakan kesejahteraan karyawan, hak asasi manusia (HAM), serta memberikan kontribusi positif bagi komunitas sekitar. Sedangkan dalam aspek governance, pemimpin perlu memastikan adanya tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan semua pemangku kepentingan dengan menerapkan dan mengevaluasi implementasi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance).

Sustainable Development Goals (SDG)

SDG atau dikenal juga dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan serangkaian tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan memastikan kesejahteraan bagi semua pada tahun 2030 yang hanya tersisa 6 tahun lagi dari hari ini. Kepemimpinan dalam kontek SDG sangat esensial karena mencerminkan komitmen perusahaan terhadap agenda global untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Pemimpin yang berfokus pada pencapaian SDG akan berupaya untuk menyelaraskan strategi bisnis dengan tujuan-tujuan ini. Misalnya, perusahaan dapat berkontribusi pada SDG melalui inovasi produk yang mendukung energi terbarukan, program sosial untuk pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), atau inisiatif untuk mengurangi ketimpangan sosial didalam kehidupan bermasyarakat.

Sinergi GRC, ESG, dan SDG dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan yang mampu mensinergikan GRC, ESG, dan SDG dalam strategi bisnis perusahaan. Dengan pendekatan yang terintegrasi, pemimpin dapat memastikan bahwa perusahaan tidak hanya tumbuh secara finansial tetapi juga memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan.

Sinergi antara GRC, ESG, dan SDG akan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan global. Sebagai contoh, dengan memastikan kepatuhan terhadap regulasi (GRC), memperkuat tanggung jawab sosial dan lingkungan (ESG), serta berkomitmen pada pencapaian SDG, perusahaan dapat mengurangi risiko reputasi, menarik investor yang peduli pada keberlanjutan, serta membangun hubungan yang kuat dengan komunitas dan konsumen.

Kesimpulan
Kepemimpinan yang berfokus pada keberlanjutan harus mampu mengintegrasikan aspek GRC, ESG, dan SDG ke dalam inti operasional dan strategi Perusahaan jangka Panjang sesuai dengan Rencana Induk (Master Plan) dan Rencana Bisnis (Business Plan). Dengan demikian, perusahaan dapat menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan disesuaikan dengan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Perusahaan setiap tahunnya. Pemimpin yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip ini akan membawa perusahaan menuju kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan serta berkesinambungan secara positif, Insya Allah.
Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, billahi fii sabililhaq fastabiqul khairat

Samudera Pasai, Geudong, Aceh Utara, 16 Agustus 2024/ 11 Safar 1446 H

Related posts

Kepala Daerah Tak Gunakan Otak dan Hati Terhadap Kehidupan Rakyatnya

Sekda Pimpin Rapat Fasilitasi Pemda dalam Tahapan Penyelenggaraan Pemilu

NARKOBA MUSUH UTAMA BANGSA “Say No To Drugs”