Faktor Lingkungan Pengaruh Terhadap Prevalensi Stunting di Aceh Utara

Foto: Kepala Bidang Dalduk KB, KS Mohd Azhar, SE

Aceh Utara | Kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap prevalensi stunting. Karena itu salah satu upaya percepatan penurunan stunting dengan menciptakan lingkungan bersih dan sehat. serta melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam hal Percepatan Penurunan Stunting.

Kepala DPM-PPKB Kabupaten Aceh Utara, Fuad Mukhtar, melalui Kepala Bidang Dalduk KB, KS Mohd Azhar, SE, mengatakan Stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi semata namun juga karena faktor lingkungan, yakni sanitasi yang tidak bersih. Sebab, lingkungan yang kotor menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal.

Kabid Dalduk KB, Azhar menargetkan penurunan angka Stunting 14% di tahun 2024 sesuai penetapan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting .

“Melalui program pembangunan infrastruktur yang berfokus pada perbaikan kondisi lingkungan di daerah-daerah rentan, kita dapat mencegah stunting. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga memiliki dampak signifikan dalam menurunkan angka stunting,” ungkapnya.

Perbaikan akses air bersih menjadi prioritas utama dalam upaya ini. Akses yang memadai tidak hanya memastikan pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga mengurangi risiko penyakit terkait air yang dapat menghambat pertumbuhan anak-anak.

Jika air yang terkontaminasi oleh bakteri/virus dikonsumsi oleh ibu hamil dan juga balita maka akan menimbulkan penyakit sehingga terjadi pengalihan energi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh kembang anak maka energi tersebut digunakan untuk melawan infeksi tubuh, selain itu akan terjadi gangguan penyerapan makanan didalam tubuh dan anak juga dapat menjadi malas untuk makan sehingga asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi dengan semestinya.

Penyakit yang paling sering terjadi saat mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi adalah diare. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Harvard Chan School, diare menjadi faktor yang menyebabkan peluang terjadinya stunting pada balita. Selain itu pengelolaan limbah rumah tangga juga menjadi aspek penting dan menyumbangkan peran untuk kejadian stunting ini.

“Dengan menyediakan toilet yang layak dan sistem pengelolaan limbah yang efektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi pertumbuhan anak-anak. Karenanya, setiap rumah bantuan dari pemerintah Kabupaten Aceh Utara sekarang ini dilengkapi dengan toilet,”. imbuhnya

Tidak hanya akses air bersih dan sanitasi yang penting, tetapi juga lingkungan yang sehat secara keseluruhan. Ini mencakup pengelolaan limbah yang baik, pengendalian vektor penyakit, dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui pendekatan komprehensif terhadap perbaikan lingkungan, kita dapat menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan optimal anak-anak.

Perbaikan lingkungan juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian berbagai target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), seperti Target 6.1 yang menetapkan akses universal terhadap air bersih dan sanitasi, serta Target 3.2 yang bertujuan untuk mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak balita pada tahun 2030.

Secara keseluruhan, intervensi lingkungan melalui program pembangunan infrastruktur adalah langkah krusial dalam mencegah stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak.

“Dengan fokus pada perbaikan akses air bersih, sanitasi yang baik, dan lingkungan yang sehat secara keseluruhan, kita dapat menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan perkembangan generasi masa depan di Aceh Utara”.tutupnya (ADV)

Related posts

Cegah Bahaya DBD, Dinkes Aceh Utara Ajak Masyarakat Untuk Mengenali Jenis Nyamuk

Dinkes Aceh Utara Tangani 73 Kasus DBD Hingga November, Himbau Masyarakat Lakukan PSN

Dinkes Aceh Utara Gencar Sosialisasi Pencegahan Penyakit Kaki Gajah