Lhoksukon – Sekda Aceh Utara Buka Seminar yang diikuti ratusan kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) dalam Kabupaten Aceh Utara mengikuti seminar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, Selasa, 28 Maret 2023.
Kegiatan itu dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Utara Dr A Murtala, MSi, bertempat di aula Kantor Bupati di Landing Kecamatan Lhoksukon. Selain para Kepala Sekolah PAUD/TK negeri maupun swasta, kegiatan itu juga turut dihadiri oleh Penilik Pendidikan Luar Sekolah dan para Pengawas.
Hadir pula GM Penerbit Pustaka Mulai Sejahtera Abdul Malik, SAg, Kabid Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara Mahdalena, SE, MSM, serta sejumlah pejabat terkait lainya.
Untuk mengampu kegiatan seminar tersebut, panitia menghadirkan narasumber dari PT Pustaka Mulia Sejahtera, yaitu Nokky Panji Wibowo, SS, MPd, yang dikenal sudah cukup berpengalaman dalam implementasi kurikulum merdeka.
Dalam arahannya Sekda Dr A Murtala, MSi, antara lain mengatakan menyampaikan apresiasi atas dilaksanakannya seminar implementasi kurikulum merdeka bagi para Kepala PAUD/TK se-Aceh Utara. Kegiatan ini sangat strategis untuk menunjang pengetahuan dan wawasan para pelaku pendidikan sehingga implementasi kurikulum merdeka pada jenjang pendidikan PAUD menjadi lebih terarah dan maksimal.
Anak usia dini, kata Murtala, adalah generasi masa depan yang cemerlang, mudah-mudahan kita nanti bisa melihat keberhasilan generasi kita kedepan dalam menjalankan dunia pendidikan atau menghadapi dunia modern. Peran guru sangat besar terhadap mereka nantinya.
“Idealnya kita selalu menyesuaikan dengan perkembangan situasi yang ada contohnya dulu dengan kurikulum yang lama, barangkali metode mengajar yang yang lama dengan metode mengajar hari ini pasti itu ada perbedaan, apakah kita sudah menyesuaikan perbedaan itu? Jika belum, apa yang harus kita lakukan? Banyak persoalan yang harus menyesuaikan dengan perkembangan yang ada,” ungkap Murtala.
Persoalan ini, lanjutnya, tidak hanya menjadi tanggung jawab dari para pimpinan pendidikan di TK/Paud. Akan tetapi peran pemerintah juga besar, peran dunia usaha juga diperlukan, dan lebih penting lagi peran dan dukungan masyarakat.
Itu juga tidak akan cukup, apalagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern sedangkan kemampuan yang dimiliki terbatas. “Ini belum kolaborasi, jadi semua kita harus mengambil bagian sesuai dengan tanggung jawab kita masing-masing untuk memajukan pendidikan anak usia dini di Aceh Utara,” harap Murtala.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara Jamaluddin, MPd, dalam laporannya mengatakan kurikulum merdeka adalah kurikulum yang fokus pada materi esensial, sehingga guru tidak buru-buru dalam mengajar. Guru lebih memperhatikan proses belajar murid dengan menerapkan pembelajaran yang mendalam dan berbasis projek.
Kata dia, kurikulum merdeka juga memberikan jam pelajaran khusus untuk pengembangan karakter melalui kegiatan P5. Selain itu, kurikulum merdeka juga memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum sendiri, dan guru dapat menyelesaikan pembelajaran dengan tingkat kemampuan muridnya.
Menurut Jamaluddin, sebagian besar sekolah di Aceh Utara sudah melaksanakan kurikulum merdeka jalur mandiri dengan kategori mandiri berubah. “Sekolah di Aceh Utara sudah menerapkan kurikulum merdeka dengan baik. Guru-guru kita memperdalam pengetahuannya tentang kurikulum merdeka melalui pelatihan mandiri di PMM dan kegiatan KKG/MGMP,” ungkap Jamaluddin. (ADV)