Search

17 Desember 2025

Disporapar Aceh Utara Kembangkan Program “Rimba Honey”, Dorong Wirausaha Muda dan Ciptakan Lapangan Kerja

Foto: Kadisporapar aceh Utara M. Nasir, S.sos, M.Si didampingi Para Kabid

Aceh Utara | Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Aceh Utara terus mengembangkan program unggulan Produksi dan Wisata Madu “Rimba Honey” sebagai upaya memperluas lapangan pekerjaan di tengah masih tingginya angka pengangguran serta minimnya lulusan yang terjun ke dunia wirausaha.

Kepala Disporapar Aceh Utara, Muhammad Nasir, didampingi Kepala Bidang Kepemudaan Iskandar, SE, mengatakan bahwa pihaknya secara aktif melakukan pendampingan terhadap usaha budidaya lebah agar dikelola secara profesional dan berkelanjutan. Hal tersebut disampaikannya kepada media ini, Kamis (6/11/2025).

“Melalui pendampingan ini, kami berharap pelaku usaha tidak hanya mampu menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, tetapi juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lainnya,” ujar Muhammad Nasir.

Ia menjelaskan, program Wirausaha Muda Pemula menjadi salah satu program unggulan Disporapar Aceh Utara. Program ini diarahkan untuk melahirkan produk lokal unggulan sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda.

“Upaya ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan secara bertahap menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Aceh Utara,” imbuhnya.

Rimba Honey Berkembang Pesat

Sementara itu, Baizul Khalis, Owner Produksi dan Wisata Madu Rimba Honey yang berlokasi di Gampong Lhok Jok, Kecamatan Kuta Makmur, mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, usahanya telah menunjukkan perkembangan signifikan.

Awalnya, usaha budidaya lebah tersebut dimulai dengan sekitar 20 sarang lebah. Seiring berjalannya waktu, jumlah sarang terus bertambah hingga kini mencapai sekitar 70 sarang lebah. Selain memproduksi madu, pihaknya juga menjual sarang lebah kepada masyarakat yang ingin memulai usaha budidaya serupa.

“Sarang lebah terus kami tambah sambil mencari masyarakat yang berminat untuk beternak lebah. Saat ini jumlahnya sudah sekitar 70 sarang,” ungkap Baizul Khalis.

Ia menambahkan, dari modal awal yang dikelola secara bertahap, kini usaha tersebut mulai memberikan hasil yang menjanjikan. Pendapatan diperoleh dari penjualan madu maupun sarang lebah, yang telah dipasarkan ke berbagai daerah di Aceh, seperti Lhoksukon, Lhokseumawe, Aceh Timur, hingga Banda Aceh.

“Target kami ke depan terus meningkat. Selain itu, kami juga membantu masyarakat yang ingin memulai usaha budidaya lebah dengan menyediakan sarang lebah berkualitas,” lanjutnya.

Produksi Ratusan Kilogram Madu per Tahun

Dengan kepemilikan sekitar 70 sarang lebah, Rimba Honey melakukan panen madu matang sekitar satu kali setiap bulan. Dalam satu kali panen, setiap sarang rata-rata menghasilkan sekitar 1,5 kilogram madu. Dengan frekuensi panen 7 hingga 10 kali dalam setahun, total produksi madu berkisar antara 735 hingga 1.050 kilogram per tahun.

Untuk pemasaran, produk madu Rimba Honey dijual melalui berbagai saluran, baik secara langsung maupun daring. Lebih dari 10 pemuda dilibatkan sebagai tenaga penjual, sehingga turut membantu meningkatkan pendapatan dan memperluas edukasi masyarakat tentang manfaat madu.

“Sebagian produk juga kami titipkan kepada masyarakat umum, santri, guru pengajian, serta tersedia di beberapa apotek dan klinik di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe,” pungkasnya. [Adv]