Search

27 Oktober 2025

Bimtek Pangan Aceh Timur Diduga Jadi Ajang Bisnis, Sesama Tim Lingkar Kekuasaan Saling Sikut?

Lingkarpost.com | Aceh Timur – Bimbingan Teknis (BIMTEK) Ketahanan pangan yang diikuti sejumlah
desa di Kabupaten Aceh Timur diduga jadi ajang bisnis oknum lingkar kekuasaan pemerihtah Kabupaten daerah setempat. Informasi yang berhasil dihimpun. Minggu (26/10/2025) kegiatan Bimtek sumber Dana Desa Tahun 2025 dengan anggaran 10 juta per desa untuk dua orang peserta digelar dalam 2 tahap.

Pada kegiatan tahap kedua kali ini mendapat sorotan tajam di kalangan masyarakat dan juga para jurnalis Aceh Timur. Pasalnya Bimtek ketahanan pangan tahap kedua di pindahkan ke kota Langsa. Bimtek bagi para petani bertema “Ketahanan Pangan dan Peningkatan Kapasitas Aparatur Gampong se-Kabupaten Aceh Timur Dalam Pemahaman Tehnologi dan Pengelolaan Pangan Lokal Tahun 2025. Tapi anehnya kegiatandigelar di luar Kabupaten Aceh Timur, padahal pada tahap pertama di gelar di Hotel Royal Idi Kota Aceh Timur “, ungkap sumber terpercaya media ini.

Entah apa gerangan, kata sumber, Bimtek tahap dia dilaksanakan di Hotel Harmoni Kota Langsa mulai tanggal 22 hingga 24 Oktober 2025, sebagian peserta yang ikut adalah peserta yang tersisa dari kegiatan tahap pertama yang telah dilaksanakan di Hotel Royal Idi Aceh Timur beberapa minggu lalu.

Salah satu keuchik di Aceh Timur juga mengaku kewalahan, bahkan ia menyebutkan kegiatan bimtek ini diduga program titipan oknum tertentu yang di gelar hampir 10 kali dalam setahun hingga menghabiskan sedikitnya 130 juta lebih dana desa, kegiatan pelatihan dikemas dengan berbagai tema.
“Bimtek ketananan pangan bidang pertanian kali ini juga menggunakan Dana Desa Tahun 2025. Biaya Rp10 juta per desa untuk orang peserta. Jika dikalikan 400 Desa saja yang sudah menyatakan ikut jumlah dana sudah 4 Milyar, ” benernya.

Dengan jumlah dana yang begitu fantastis patut diduga membuat para tim lingkar kekuasaan pemerintah setempat saling sikut, atau saling berebut jatah, ambil alih pelaksanaan bimtek tahap kedua pun berpindah lokasi ke Langsa.
Peserta yang telah menyaratakan ikut sekitar 400 desa lebih dan telah merdaftar pada panitia pelaksana, walau beda lembaga pelaksana.
“Pada tahap pertama ada sekitar 260 desa yang telah ikut, acara telah digelar di Hotel Royal Idi Kabupaten Aceh Timur beberapa minggu lalu”.

Disinggung terkait pelaksanaan Bimtek tahap kedua di kota Langsa, seorang Keuchik mengaku kecewa, bahkan ia tidak tahu, kenapa kegiatan itu harus dilakukan di Kota Langsa. Pun demikian ia tidak persoalkan siapa Penitia pelaksananya.

“Masih ada beberapa desa di Kecamatam kami yang belum ikut bimtek ketahanan pangan, sebenarnya saya sendiri tidak setuju bimtek di laksanakan di langsa. Saya merasa khawatir apabila pelaksanaan Bimtek digelar diluar Aceh Timur akan bertentangan dengan Perbup atau surat edaran Bupati Aceh Timur, Nomor : 100/212/2025 tertanggal 14 April 2025, dan kami takut bermasalah,”imbuhnya.

Keuchik itupun menjelaskan bahwa keinginan nya untuk selalu mengikuti segala aturan terkait dengan penggunaan Dana Desa. Termasuk tunduk kepada Peraturan Bupati (Perbup), akan tetapi tidak kuasa untuk menolak terkait Bimtek tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh. Bimtek tahap kedua Ketahanan pangan untuk ketua kelompok tani setiap desa dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu, Lembaga Global Edukasi Prospek (GEnPro) per desa diwajibkan membayar biaya kontribusi sebesar 10 juta rupiah untuk 2 orang peserta.

Adapun kebutuhan dari biaya kontribusi tersebut dipergunakan untuk keperluan Bimtek dan uang saku para peserta dengan rincian:
Biaya penginapan selama 3 hari dua malam,
Konsumsi selama kegiatan, Baju seragam,
Atk dan Tas. Uang saku, biaya transportasi Modul dan Sertifikat.

Sejumlah tokoh masyarakat mengecam kebijakan tersebut dan meminta Inspektorat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh Timur untuk segera turun tangan memeriksa kejelasan penggunaan anggaran.

“Ini perlu ditelusuri. Kalau anggarannya dari APBG Aceh Timur, tapi kegiatan dilaksanakan di luar wilayah, itu patut dipertanyakan. Jangan sampai ada permainan di balik kegiatan pelatihan ini, tegas salah satu tokoh masyarakat di Idi Rayeuk.

Sementara itu, pihak penyelenggara Bimtek maupun dinas terkait hingga berita ini diturunkan belum memberikan klarifikasi resmi terkait alasan pemindahan lokasi Bimtek ke Kota Langsa.
(Tim)