Search

15 Oktober 2025

Diare pada Orang Dewasa Berpotensi Fatal, Ini Pesan Dinkes Aceh Utara

Foto: Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Samsul Bahri, SKM,

Aceh Utara – Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Utara. Tidak hanya mengancam anak-anak dan balita, diare juga berpotensi menimbulkan komplikasi berbahaya bagi orang dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Samsul Bahri, SKM, menegaskan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala diare, terutama yang terjadi berulang dan disertai tanda dehidrasi.

“Banyak masyarakat menganggap diare hanya penyakit ringan yang akan sembuh sendiri. Padahal, jika tidak ditangani segera, diare bisa mengakibatkan dehidrasi berat, syok, hingga kematian. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun berisiko tinggi,” ujar Samsul Bahri.

Penyebab Diare pada Orang Dewasa

Menurut Dinas Kesehatan, diare pada orang dewasa umumnya dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya:

1. Infeksi bakteri, virus, atau parasit akibat makanan/minuman yang terkontaminasi.
2. Keracunan makanan atau minuman yang tidak higienis.
3. Intoleransi laktosa atau kesalahan pola makan.
4.Konsumsi alkohol berlebihan.
5.Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik.

“Di wilayah kita, faktor dominan biasanya terkait kebersihan makanan dan minuman, serta sanitasi lingkungan yang masih terbatas. Oleh karena itu, edukasi kesehatan menjadi langkah penting untuk pencegahan,” tambah Samsul.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar cair lebih dari tiga kali sehari. Selain itu, gejala lain yang sering menyertai antara lain:
1.Kram perut dan kembung
2. mual dan muntah
3.Demam
4.BAB berdarah atau berlendir
5. Rasa lemas akibat dehidrasi

Jika kondisi ini tidak membaik dalam 1–2 hari, atau muncul gejala parah seperti BAB berdarah, suhu tubuh tinggi, serta tanda dehidrasi (mulut kering, jarang buang air kecil, pusing, hingga penurunan kesadaran), masyarakat diminta segera mencari pertolongan medis.

Data Nasional dan Daerah

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, angka kejadian diare masih tinggi, yakni mencapai 7,2% dari total kasus penyakit menular di Indonesia. Setiap tahun diperkirakan ada lebih dari 4 juta kasus diare dengan korban jiwa terbanyak pada balita, namun tidak sedikit juga orang dewasa yang mengalami komplikasi serius.

Di Aceh sendiri, data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh mencatat bahwa sepanjang 2024, kasus diare pada orang dewasa masih menempati urutan tiga besar penyakit menular terbanyak yang ditangani puskesmas. Kabupaten Aceh Utara menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus cukup tinggi.

Aturan Kemenkes tentang Penanganan Diare

Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan berbagai regulasi terkait pencegahan dan penanganan diare, salah satunya melalui Permenkes Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Diare. Dalam aturan tersebut ditegaskan bahwa:

1. Penanganan utama diare adalah rehidrasi cairan menggunakan Oralit (ORS) atau cairan rehidrasi oral lain.
2. Masyarakat dihimbau untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk cuci tangan pakai sabun, konsumsi air minum layak, dan pengelolaan makanan yang higienis.
3. Puskesmas wajib menyediakan pelayanan pengobatan diare sesuai standar, termasuk rujukan jika kondisi pasien memburuk.
4. Pemerintah daerah harus mengintensifkan edukasi dan promosi kesehatan terkait pencegahan diare.

“Prinsip utama penanganan diare adalah mencegah dehidrasi. Oralit adalah obat pertama dan utama. Sedangkan penggunaan antibiotik atau obat antidiare harus sesuai indikasi dokter,” tegas Samsul.

Langkah Pencegahan yang Dianjurkan

Dinkes Aceh Utara mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan sederhana namun efektif, antara lain:
1.Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas sehari.
2.Mengonsumsi makanan bersih dan matang sempurna.
3.Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah dari toilet.
4.Hindari jajan sembarangan di tempat yang kebersihannya tidak terjamin.
5.Perhatikan asupan makanan saat diare, seperti pisang, nasi putih, roti panggang, dan sup hangat.
6.Mengonsumsi probiotik untuk membantu memperbaiki fungsi usus.

Seruan Dinas Kesehatan Aceh Utara

Sebagai bentuk komitmen, Dinas Kesehatan Aceh Utara terus menggencarkan sosialisasi di masyarakat, terutama melalui puskesmas, kader posyandu, dan media lokal.

“Harapan kami, masyarakat jangan menyepelekan diare. Jika gejala menetap lebih dari dua hari atau disertai dehidrasi, segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan menunggu hingga parah,” pesan Samsul.

Ia juga menambahkan bahwa edukasi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat. “Kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat adalah benteng pertama mencegah penyakit diare,” pungkasnya.[Adv]