Aceh Utara I www.lingkar-pos.com – Pola tidur, waktu bermain, serta interaksi yang sehat merupakan pondasi penting dalam tumbuh kembang anak. Edukasi bagi ibu tentang ketiga aspek ini menjadi perhatian utama Dinas Kesehatan Aceh Utara, karena terbukti sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, dan perkembangan sosial anak di usia emas.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, S.K.M., M.Kes., melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, S.K.M., M.K.M., menyampaikan bahwa ibu memegang peranan sentral dalam menjaga kualitas tumbuh kembang anak. Menurutnya, pengetahuan tentang pola tidur yang baik, aktivitas bermain yang tepat, dan interaksi positif dengan anak, perlu terus ditingkatkan melalui edukasi berkelanjutan.
“Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak. Cara ibu mengatur tidur, mendampingi saat bermain, hingga memberikan interaksi sehari-hari, akan membentuk karakter dan kesehatan anak di masa depan. Karena itu, edukasi tentang hal ini harus menjadi prioritas,” ujar Samsul Bahri.
Samsul menjelaskan, pola tidur yang teratur sangat penting bagi kesehatan anak. Balita misalnya, membutuhkan waktu tidur 10–13 jam setiap hari, termasuk tidur siang. Anak yang kurang tidur cenderung rewel, sulit berkonsentrasi, dan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
“Tidur merupakan waktu pemulihan bagi tubuh anak. Hormon pertumbuhan banyak diproduksi saat anak tidur lelap di malam hari. Jika pola tidur terganggu, bukan hanya perkembangan fisik yang terhambat, tapi juga fungsi kognitif anak,” tegasnya.
Karena itu, pihaknya mendorong ibu agar membiasakan anak tidur lebih awal, menjauhkan gawai sebelum tidur, serta menciptakan suasana kamar yang nyaman dan tenang. Edukasi ini rutin disampaikan dalam kegiatan posyandu, kelas ibu balita, maupun penyuluhan kesehatan masyarakat.
Selain tidur, kegiatan bermain juga menjadi aspek yang tidak kalah penting. Bermain bukan sekadar hiburan, melainkan sarana belajar bagi anak. Dengan bermain, anak belajar mengenal lingkungan, melatih motorik, menumbuhkan kreativitas, serta membangun hubungan sosial dengan orang lain.
“Bermain yang sehat dan terarah dapat membantu perkembangan anak. Namun ibu harus mengawasi jenis permainan yang dipilih. Hindari permainan yang berisiko cedera atau terlalu lama menggunakan gawai. Lebih baik arahkan pada permainan tradisional, aktivitas fisik, atau kegiatan kreatif,” kata Samsul Bahri.
Ia menambahkan, dalam beberapa kegiatan edukasi, para tenaga kesehatan juga memberikan simulasi permainan edukatif yang bisa dilakukan ibu bersama anak di rumah. Contohnya, menggambar, menyusun balok, bernyanyi bersama, atau permainan peran sederhana yang menumbuhkan imajinasi anak. (ADV)
Interaksi antara ibu dan anak juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Interaksi yang hangat, penuh kasih sayang, dan komunikatif akan membangun rasa percaya diri anak. Anak yang terbiasa mendapatkan perhatian dari ibunya akan lebih mudah mengekspresikan diri dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan keluarga.
“Jangan sepelekan waktu ngobrol dengan anak. Sapa, peluk, dan dengarkan keluh kesah mereka. Hal-hal kecil seperti ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosional anak. Anak yang terbiasa mendapatkan interaksi positif akan tumbuh lebih percaya diri dan mandiri,” jelas Samsul.
Menurutnya, salah satu tantangan yang sering muncul adalah kesibukan orang tua, terutama ibu, sehingga interaksi dengan anak menjadi berkurang. Untuk itu, Dinas Kesehatan Aceh Utara mendorong ibu agar menyediakan waktu khusus setiap hari untuk berkomunikasi dan bermain bersama anak, meski hanya sebentar.
Dinkes Aceh Utara melalui puskesmas, posyandu, serta kelas ibu balita terus memperkuat edukasi seputar pola tidur, bermain, dan interaksi. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran ibu serta mengurangi berbagai permasalahan kesehatan anak, seperti gangguan tidur, obesitas akibat kurang aktivitas, hingga masalah emosional.
“Edukasi ini bukan hanya teori, tapi juga praktik. Kami mengajak ibu untuk langsung mempraktekkan cara menidurkan anak yang benar, jenis permainan edukatif, hingga pola komunikasi yang sehat. Dengan cara ini, ibu lebih mudah memahami dan menerapkan di rumah,” tambahnya.
Samsul menegaskan, keberhasilan menjaga kesehatan anak tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi juga peran aktif keluarga, khususnya ibu. Ia berharap para ibu di Aceh Utara dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
“Anak adalah investasi masa depan. Jika pola tidur, bermain, dan interaksi sudah baik sejak dini, maka akan tercipta generasi yang kuat secara fisik, mental, dan sosial. Edukasi ibu adalah kunci utama untuk mencapainya,” pungkasnya. [Adv]