Aceh Utara – Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara kembali mengingatkan masyarakat tentang bahaya penyakit diare, terutama pada kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil. Data terbaru mencatat, sepanjang tahun ini telah ditemukan 1.342 kasus diare pada balita, sementara secara keseluruhan tercatat 3.323 kasus diare pada semua kelompok usia di wilayah Aceh Utara.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Samsul Bahri, SKM, menegaskan bahwa penyakit diare bukanlah penyakit ringan yang bisa diabaikan. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare berpotensi menimbulkan dehidrasi berat, malnutrisi, bahkan kematian, terutama pada anak-anak yang masih memiliki daya tahan tubuh rendah dan pada ibu hamil yang membutuhkan asupan cairan serta gizi optimal.
“Diare pada anak bisa berkembang cepat menjadi kondisi gawat darurat. Apalagi bila cairan tubuh yang hilang tidak segera digantikan. Sedangkan pada ibu hamil, diare berisiko menyebabkan dehidrasi yang berdampak pada kehamilan, seperti gangguan pertumbuhan janin hingga risiko kelahiran prematur,” ujar Samsul Bahri.
Anak Balita Paling Rentan
Balita merupakan kelompok yang paling banyak menderita diare. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari sistem imun yang belum sempurna, konsumsi makanan yang tidak higienis, hingga kebiasaan jajan sembarangan. Selain itu, diare yang menyerang balita sering diikuti dengan muntah dan nafsu makan yang menurun sehingga memperburuk kondisi kesehatan mereka.
“Banyak orang tua menyepelekan diare pada anak, padahal kehilangan cairan dalam jumlah banyak bisa sangat berbahaya. Bahkan dalam hitungan jam, anak bisa jatuh ke kondisi dehidrasi berat,” jelas Samsul Bahri.
Risiko Serius bagi Ibu Hamil
Tidak hanya balita, ibu hamil juga masuk dalam kategori rawan bila terjangkit diare. Kondisi dehidrasi yang dialami ibu dapat mengganggu penyerapan nutrisi yang seharusnya penting untuk pertumbuhan janin. Akibatnya, ibu hamil yang terserang diare berisiko mengalami anemia, gangguan tekanan darah, hingga meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah.
“Ketika ibu hamil mengalami diare, bukan hanya ibu yang menderita, tapi juga janin di dalam kandungan. Maka penanganan medis dan pencegahan harus dilakukan sedini mungkin,” tambahnya.
Pencegahan: Kunci Utama Melawan Diare
Menurut Dinkes Aceh Utara, cara paling efektif untuk mencegah diare adalah dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar. Masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui langkah-langkah berikut:
1. Cuci tangan hingga bersih dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, dan setelah membersihkan anak.
2. Konsumsi air minum higienis, pastikan air sudah dimasak hingga mendidih atau menggunakan air galon yang terjamin mutunya.
3. Olah makanan hingga matang sempurna dan hindari menyimpan makanan terlalu lama di suhu ruangan.
4. Lakukan vaksin rotavirus pada anak untuk memberikan perlindungan lebih dari risiko diare berat
5. Berikan ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan agar meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Selain itu, pemerintah daerah juga mendorong masyarakat untuk tidak ragu membawa anggota keluarga yang mengalami diare ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan medis cepat.
Ajakan Dinas Kesehatan
Samsul Bahri menekankan, masyarakat perlu lebih peduli dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Ia berharap, peran keluarga, tokoh masyarakat, hingga tenaga kesehatan di gampong dapat membantu menekan angka kasus diare di Aceh Utara.
“Diare bisa dicegah bila masyarakat disiplin dalam menjaga kebersihan air, makanan, dan perilaku sehari-hari. Mari bersama kita lindungi anak-anak dan ibu hamil dari ancaman penyakit ini, demi terwujudnya Aceh Utara yang sehat,” pungkasnya.[Adv]