Lingkar Pos
Adventorial

RSU Cut Meutia RS Rujukan Gagal Ginjal Di Aceh

Foto: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia di Aceh Utara

Lhoksukon | lingkarpos.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Cut Meutia di Aceh Utara telah menjadi sebagai rumah sakit rujukan gagal ginjal untuk sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut. Dengan peningkatan fasilitas, RSU Cut Meutia kini mampu melayani pasien dari berbagai daerah, mulai dari Aceh Tamiang hingga Aceh Tengah.

Menurut Plt. Direktur RSU Cut Meutia, Aceh Utara, Zulfitri, M.Kes, saat ini rumah sakit tersebut telah dilengkapi dengan 25 unit alat cuci darah untuk menangani pasien gagal ginjal. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari kondisi pada tahun 2008.

“Saat Ruang Hemodialisa dibuka tahun 2008, hanya dua unit alat cuci darah yang beroperasi,” ujar Zul.

Direktur juga menyampaikan bahwa dengan penambahan fasilitas tersebut, RSU Cut Meutia mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien, termasuk mereka yang harus menjalani cuci darah secara rutin.

“Keberadaan RSU Cut Meutia sebagai rumah sakit rujukan gagal ginjal telah memberikan dampak positif bagi masyarakat di Aceh Utara dan sekitarnya, memungkinkan akses lebih mudah dan efisien untuk perawatan yang diperlukan,” ungkap Zul.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSU) Cut Meutia juga memiliki tenaga medis yang mencukupi di bidang tersebut, sebagai komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat, di mana pasien dengan gangguan fungsi ginjal mendapatkan perawatan yang intensif dan berkualitas.

“Keberadaan tenaga ahli memegang peran krusial dalam memberikan layanan yang optimal. Tenaga ahli, termasuk dokter spesialis, perawat hemodialisa, dan teknisi hemodialisa, bertanggung jawab atas perawatan pasien dengan memastikan prosedur hemodialisa berjalan lancar dan aman,” ungkapnya.

Dia memaparkan, dokter spesialis nefrologi memainkan peran utama dalam diagnosis dan penanganan pasien dengan gangguan ginjal. Mereka mengawasi proses hemodialisis secara menyeluruh, memantau kondisi pasien, dan merespons secara cepat terhadap perubahan yang terjadi selama prosedur.

Perawat hemodialisa memiliki peran yang penting dalam memberikan asuhan langsung kepada pasien. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang penggunaan peralatan hemodialisa, pemantauan tanda vital, dan manajemen kebutuhan khusus pasien selama proses perawatan.

Teknisi hemodialisa bertanggung jawab atas persiapan peralatan, sterilisasi, dan pemeliharaan mesin hemodialisa. Mereka bekerja sama dengan dokter dan perawat untuk memastikan semua peralatan berfungsi dengan baik dan sesuai standar keamanan.

“Komitmen RSU Cut Meutia untuk menyediakan tenaga ahli yang terlatih dan berkualitas dalam ruang hemodialisa merupakan bagian integral dari misi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan gangguan ginjal,” ungkap Direktur.

Dengan adanya alat kesehatan dan tim tenaga ahli yang solid, diharapkan pelayanan kesehatan hemodialisa di RSU Cut Meutia tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan ginjal yang berkualitas dan terpercaya.[ADV]

Related posts

DPM-PPKB Aceh Utara Optimis Stunting Dapat Diatasi

Redaksi

Pemkab Aceh Utara Gelar Upacara Hari Pahlawan

Redaksi

Prevalensi Stunting, DPM-PPKB Gelar Dashat di 27 Lokus

Redaksi

Leave a Comment